Puisi: Aku Tak Bisa Lagi Bernyanyi (Karya Mustofa Bisri)

Puisi "Aku Tak Bisa Lagi Bernyanyi" karya Mustofa Bisri mengungkapkan perasaan kehilangan, kehancuran, dan kebingungan seseorang dalam menghadapi ....
Aku Tak Bisa Lagi Bernyanyi

Aku tak bisa lagi menyanyi
bagiku tak ada lagi lirik dan musik
yang menarik untuk kunyanyikan
bersamamu atau pun sendiri.

Burung-burung terlalu berisik
mendendangkan apa saja
setelah mereka merdeka
membuatku tak dapat lagi mengenali
suaramu atau suaraku sendiri.

Taman tempat kita istirahat becek darah
yang seharusnya tak tumpah
Jalan-jalan tempat kita mendekatkan hati
tertutup dihadang geram dan amarah
Malam-malam tempat kita menyembunyikan cinta
dionarkan kobaran kebencian
Daging-daging yang selama ini kita manjakan
pun ikut terpanggang api dendam
Udara di sekitar kita meruapkan bau terlalu anyir
dan lalat lalat berpesta dimana-mana.

Bagaimana aku bisa menyanyi
aku tak mampu meski menyanyikan lagu duka
aku tak bisa mengadukan duka pada duka
mengeluhkan luka pada luka
senar gitarku putus
dan aku tak yakin mampu menyambungnya lagi
dan langit pun seolah sudah muak
dengan lagu-lagu bumi yang sumbang.

Maaf sayang
aku tak bisa lagi menyanyi
bersamamu atau pun sendiri
entah, jika Nabi Daud datang
membawa seruling ajaibnya.

November, 1998

Sumber: Negeri Daging (2002)

Analisis Puisi:
Puisi "Aku Tak Bisa Lagi Bernyanyi" karya Mustofa Bisri adalah sebuah karya yang mengungkapkan perasaan kehilangan, kehancuran, dan kebingungan seseorang dalam menghadapi perubahan yang menghancurkan hubungan dan cinta yang pernah ada.

Kehilangan dan Kehancuran: Puisi ini menciptakan gambaran tentang perasaan kehilangan yang mendalam. Penyair mengungkapkan bahwa ia tidak lagi mampu bernyanyi, yang bisa diartikan sebagai kehilangan kemampuan untuk merasakan kebahagiaan dan ekspresi diri yang dulu ada dalam hubungan tersebut. Selain itu, kata-kata seperti "darah," "kebencian," "api dendam," dan "bau terlalu anyir" menggambarkan adanya destruksi dan perubahan negatif yang telah terjadi dalam hubungan tersebut.

Ketidakmampuan untuk Mengungkapkan Perasaan: Puisi ini mencerminkan ketidakmampuan penyair untuk mengungkapkan perasaannya secara verbal. Meskipun ia merasa duka dan luka, ia merasa bahwa tidak ada kata-kata atau lagu yang bisa cukup kuat untuk menggambarkan perasaannya. Ini menciptakan suasana kehampaan dan ketidakberdayaan.

Kesulitan dalam Memperbaiki Hubungan: Penyair menggambarkan bahwa senar gitarnya putus, yang dapat diartikan sebagai perumpamaan atas keputusan yang telah diambil untuk mengakhiri atau merusak hubungan yang telah ada. Bahkan jika ia ingin memperbaikinya, ia merasa bahwa tindakan tersebut mungkin terlalu sulit atau tidak mungkin dilakukan lagi.

Penyebutan Nabi Daud: Puisi ini menyebutkan Nabi Daud yang membawa seruling ajaibnya. Nabi Daud dalam konteks puisi ini mungkin merujuk pada harapan akan keajaiban atau pemulihan dalam hubungan tersebut. Namun, bahasa puisi mengekspresikan ketidakyakinan bahwa pemulihan tersebut akan terjadi.

Kata-Kata dan Imaji: Puisi ini menggunakan kata-kata yang kuat dan imaji yang kuat untuk menggambarkan perasaan kehampaan, kemarahan, dan ketidakpastian penyair. Penggunaan imaji seperti "lalat-lalat berpesta" dan "langit pun seolah sudah muak" menciptakan gambaran yang kuat tentang ketidakmampuan untuk merasakan keindahan dan kedamaian yang dulu ada.

Puisi "Aku Tak Bisa Lagi Bernyanyi" adalah karya yang menggambarkan perasaan kehilangan, kehancuran, dan ketidakmampuan untuk mengungkapkan perasaan dalam hubungan yang hancur. Ia menciptakan gambaran yang kuat tentang perubahan yang merusak dan perasaan kebingungan yang mendalam dalam diri penyair.

Mustofa Bisri
Puisi: Aku Tak Bisa Lagi Bernyanyi
Karya: Mustofa Bisri (Gus Mus)

Biodata Mustofa Bisri:
  • Dr. (H.C.) K.H. Ahmad Mustofa Bisri (sering disapa Gus Mus) lahir pada anggal 10 Agustus 1944 di Rembang. Ia adalah seorang penyair yang cukup produktif yang sudah menerbitkan banyak buku.
  • Selain menulis puisi, Gus Mus juga menulis cerpen dan esai-esai keagamaan. Budayawan yang satu ini juga merupakan seorang penerjemah yang handal.
  • Gus Mus adalah seorang kiai yang memiliki banyak profesi, termasuk pelukis kaligrafi dan bahkan terlibat dalam dunia politik.
© Sepenuhnya. All rights reserved.