Puisi: Atas Kemerdekaan (Karya Sapardi Djoko Damono)

Puisi "Atas Kemerdekaan" oleh Sapardi Djoko Damono adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan kompleksitas dan realitas dari kemerdekaan serta ....
Atas Kemerdekaan


Kita berkata: jadilah
dan kemerdekaan pun jadilah bagai laut
di atasnya: langit dan badai tak henti-henti
di tepinya cakrawala

terjerat juga akhirnya
kita, kemudian adalah sibuk
mengusut rahasia angka-angka
sebelum Hari yang ketujuh tiba

sebelum kita ciptakan pula Firdaus
dari segenap mimpi kita
sementara seekor ular melilit pohon itu:
inilah kemerdekaan itu, nikmatkanlah


Sumber: Horison (Agustus, 1968)

Analisis Puisi:
Puisi "Atas Kemerdekaan" oleh Sapardi Djoko Damono adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan kompleksitas dan realitas dari kemerdekaan serta tanggung jawab yang mengiringinya. Puisi ini merenungkan makna sejati dari kemerdekaan, menggambarkan bagaimana kita sebagai individu dan sebagai masyarakat berinteraksi dengan konsep tersebut.

Metafora Laut dan Langit: Puisi ini dimulai dengan metafora kemerdekaan sebagai laut yang luas, yang menggambarkan kebebasan yang diraih. Namun, gambaran langit dan badai yang tak henti-henti di atasnya mengandung makna tentang tantangan, konflik, dan perubahan yang terus-menerus mengiringi kemerdekaan.

Kompleksitas Kemerdekaan: Puisi ini menggambarkan bahwa kemerdekaan bukanlah kondisi yang statis, tetapi proses yang kompleks dan dinamis. Kita merasa terjerat dalam tantangan dan tanggung jawabnya, seperti yang dinyatakan dengan "terjerat juga akhirnya / kita, kemudian adalah sibuk." Puisi ini mengajukan pertanyaan mengenai bagaimana kita mengelola kemerdekaan tersebut.

Pengutipan Angka dan Hari Ketujuh: Penyair menyebutkan "angka-angka" dan "Hari yang ketujuh," yang mungkin mengacu pada perayaan atau periode tertentu dalam sejarah perjuangan kemerdekaan. Ini mungkin merujuk pada momen penting dalam perjalanan menuju kemerdekaan.

Mimpi dan Firdaus: Penyair merujuk pada ide pembuatan "Firdaus" dari mimpi kita. Ini bisa merujuk pada aspirasi atau cita-cita yang tinggi yang ingin dicapai setelah meraih kemerdekaan. Namun, gambaran seekor ular yang melilit pohon ini menghadirkan kontras dengan keadaan yang diinginkan, mungkin untuk mengingatkan kita tentang kenyataan yang tidak selalu seindah harapan.

Pesannya untuk Masyarakat: Puisi ini mengajak kita untuk merenungkan makna sejati dari kemerdekaan dan bagaimana kita menghargainya. Penggambaran langit, badai, dan ular melilit mengisyaratkan bahwa kemerdekaan membawa tantangan dan tugas yang perlu dihadapi dengan bijak.

Keindahan Bahasa: Penyair menggunakan bahasa yang indah dan puitis dalam puisi ini untuk menggambarkan makna yang dalam. Ia menggunakan kata-kata yang sederhana namun kuat, seperti "nikmatkanlah," untuk mengekspresikan pesan yang mendalam.

Puisi "Atas Kemerdekaan" karya Sapardi Djoko Damono adalah sebuah pengingat tentang kompleksitas dan tanggung jawab yang terkait dengan kemerdekaan. Dengan menggunakan metafora dan bahasa yang indah, puisi ini mengajak kita untuk merenungkan perjalanan kita sebagai bangsa yang meraih kemerdekaan serta bagaimana kita mengelola dan menghargai kebebasan tersebut dalam menghadapi tantangan dan harapan di masa depan.

Puisi Sapardi Djoko Damono
Puisi: Atas Kemerdekaan
Karya: Sapardi Djoko Damono

Biodata Sapardi Djoko Damono:
  • Sapardi Djoko Damono lahir pada tanggal 20 Maret 1940 di Solo, Jawa Tengah.
  • Sapardi Djoko Damono meninggal dunia pada tanggal 19 Juli 2020.
© Sepenuhnya. All rights reserved.