1997
Sumber: Jalan Menuju Rumahmu (2004)
Analisis Puisi:
Puisi "Batu Karas" oleh Acep Zamzam Noor adalah sebuah karya sastra yang memadukan unsur alam, emosi manusia, dan seni mencipta. Dalam dua bagian yang berbeda, puisi ini menggambarkan pengalaman pribadi penulis di Pantai Batu Karas, sekaligus mengungkapkan makna yang lebih dalam tentang kehidupan dan alam.
Batu Karas (1)
- Hubungan dengan Alam: Puisi ini dimulai dengan "Laut berkata padaku dengan mata pisau," menggambarkan kekuatan alam yang mempengaruhi penulis. Penulis merasa alam memberi pesan dengan "mata pisau" dan aroma laut yang mengirimkan pesan kematian dan perubahan.
- Gambaran Karang: Karang-karang yang digambarkan sebagai "tiga batu karang tegak" menciptakan gambaran visual tentang bentuk dan kuatnya alam. Mereka adalah elemen alam yang telah menyiksa penulis sebelumnya.
- Gua Sebagai Metafora: Gua yang menjadi "gerbang tenggelamnya matahari" adalah metafora untuk perubahan atau transformasi. Matahari yang tenggelam menggambarkan akhir dari sesuatu dan permulaan yang baru.
- Keselarasan Warna: Puisi ini menciptakan keselarasan warna dengan menggambarkan langit berwarna jintan dan kabut keemasan, menciptakan gambaran alam yang indah dan misterius.
- Seni Mencipta: Penulis menciptakan patung dengan mendayung dan kata-kata, menunjukkan konsep seni yang berhubungan dengan alam dan pengalaman pribadi.
Batu Karas (2)
- Eksplorasi Alam: Bagian kedua puisi menggambarkan penulis yang menjelajahi alam dengan mendaki bukit dan melalui celah-celah karang. Ini mencerminkan hubungannya yang lebih dalam dengan alam dan petualangannya dalam mencari pemahaman.
- Cuaca Buruk: Gambaran gerimis yang tiba-tiba dan angin yang kedap menciptakan atmosfer ketidakpastian dan perubahan. Kata-kata yang "memberat" menggambarkan perasaan penulis saat menjelajahi alam yang keras.
- Membangun Kuil Pemujaan: Penulis menciptakan kuil pemujaan di tengah alam yang keras dan asin, menunjukkan upaya untuk menemukan makna dalam pengalaman hidupnya dan menghadapi kekuatan alam.
- Kegelapan dan Kabut: Mengacu pada "kegelapan yang membusuk di mataku" dan "reruntuhan senja," puisi ini menciptakan citra kegelapan dan ketidakpastian, tetapi juga menyiratkan potensi untuk transformasi dan pemahaman yang lebih dalam.
Biodata Acep Zamzam Noor:
- Acep Zamzam Noor (Muhammad Zamzam Noor Ilyas) lahir pada tanggal 28 Februari 1960 di Tasikmalaya, Jawa Barat, Indonesia.
- Ia adalah salah satu sastrawan yang juga aktif melukis dan berpameran.