Puisi: Kambing Hitam (Karya Joko Pinurbo)

Puisi "Kambing Hitam" karya Joko Pinurbo mengundang pembaca untuk merenungkan tentang konsep persepsi, takdir, dan peran individu dalam masyarakat.
Kambing Hitam

Kambing hitam sebentar lagi akan disembelih
untuk korban persembahan. Kepada tukang jagal
yang akan menggorok lehernya ia berkata,
"Ketika lahir, buluku warnanya putih."

2007

Analisis Puisi:
Puisi "Kambing Hitam" karya Joko Pinurbo adalah karya yang singkat namun sarat dengan makna filosofis dan refleksi mendalam tentang kehidupan.

Simbolisme Kambing Hitam: Dalam puisi ini, kambing hitam menjadi simbol dari sesuatu yang dianggap sebagai pihak yang disalahkan atau dianggap bersalah. Dalam budaya banyak masyarakat, istilah "kambing hitam" digunakan untuk merujuk kepada seseorang atau sesuatu yang dijadikan korbannya atau menjadi sasaran kesalahan, walaupun tidak sepenuhnya bersalah.

Proses Penyembelihan: Penyebutan bahwa kambing hitam "sebentar lagi akan disembelih untuk korban persembahan" membawa pembaca ke dalam gambaran proses penyembelihan yang tak terelakkan. Ini mencerminkan takdir yang sudah ditentukan bagi kambing hitam, seperti halnya takdir yang mungkin dirasakan oleh individu atau kelompok yang menjadi "kambing hitam" dalam situasi tertentu.

Perubahan dari Putih ke Hitam: Di baris terakhir puisi, kambing hitam mengungkapkan bahwa saat lahir, bulunya berwarna putih. Ini menciptakan kontras yang menarik antara warna aslinya dan julukannya sebagai "kambing hitam". Perubahan warna dari putih ke hitam bisa dianggap sebagai metafora perubahan nasib atau citra yang dihadapi oleh individu dalam kehidupan, di mana kebaikan atau kesucian awal bisa terdistorsi atau diinterpretasikan negatif oleh lingkungan sekitar.

Refleksi tentang Persepsi dan Takdir: Puisi ini menimbulkan refleksi tentang bagaimana persepsi dan penilaian orang dapat mengubah pandangan terhadap seseorang atau sesuatu. Kambing hitam dalam puisi ini mungkin tidak sepenuhnya bersalah, namun dipandang sebagai korban dan dipersepsikan negatif oleh masyarakat.

Kritik Sosial: Puisi ini juga bisa dianggap sebagai kritik terhadap kecenderungan manusia untuk menyalahkan atau mengeksploitasi individu atau kelompok tertentu sebagai kambing hitam dalam situasi sulit atau konflik.

Dengan menggabungkan simbolisme yang kuat dan narasi yang sederhana, Joko Pinurbo berhasil menghadirkan sebuah puisi yang mengundang pembaca untuk merenungkan tentang konsep persepsi, takdir, dan peran individu dalam masyarakat.

"Puisi: Kambing Hitam (Karya Joko Pinurbo)"
Puisi: Kambing Hitam
Karya: Joko Pinurbo
© Sepenuhnya. All rights reserved.