Puisi: Kau pun Tahu (Karya Acep Zamzam Noor)

Puisi "Kau pun Tahu" karya Acep Zamzam Noor menyajikan refleksi mendalam terhadap keadaan sosial, politik, dan emosional yang kompleks. Dalam ...
Kau pun Tahu


Kau pun tahu, tak ada lagi cinta
Dalam pengembaraanku
Bintang-bintang yang kuburu
Semua meninggalkanku
Lampu-lampu sepanjang jalan
Padam, semua rambu seakan
Menunjuk ke arah jurang

Kau pun tahu, tak ada lagi cinta
Dalam setiap ucapanku
Suara yang masih terdengar
Berasal dari kegelapan
Kata-kata yang kusemburkan
Menjadi asing dan mengancam
Seperti bunyi senapan

Kau pun tahu, tak ada lagi cinta
Dalam puisi-puisiku
Kota telah dipenuhi papan-papan iklan
Maklumat-maklumat ditulis orang
Dengan kasar dan tergesa-gesa
Mereka yang berteriak
Tak jelas maunya apa

Kau pun tahu, tak ada lagi cinta
Dalam doa-doaku
Aku sembahyang di comberan
Menjalani hidup tanpa keyakinan
Perempuan-perempuan yang kupuja
Seperti juga para pemimpin itu --
Semuanya tak bisa dipercaya

Kau pun tahu, tak ada lagi cinta
Di negeriku yang busuk ini
Pidato dan kentut sulit dibedakan
Begitu juga tertawa dan menangis
Mereka yang lelap tidur
Bangunnya pada kesiangan
Padahal ingin disebut pahlawan.


Analisis Puisi:
Puisi "Kau pun Tahu" karya Acep Zamzam Noor menyajikan refleksi mendalam terhadap keadaan sosial, politik, dan emosional yang kompleks. Dalam pengamatan mendalamnya terhadap realitas, penyair menciptakan kumpulan puisi yang sarat dengan kekecewaan dan ketidakpercayaan terhadap berbagai aspek kehidupan.

Kehampaan Cinta: Puisi ini menciptakan suasana kehampaan cinta yang melibatkan pengembaraan, perasaan terasing, dan kehilangan. Bintang-bintang, lampu-lampu jalan, dan bahkan puisi sendiri dipersonifikasikan sebagai elemen-elemen yang meninggalkan dan tidak lagi membawa rasa cinta.

Metafora Kegelapan: Penggunaan metafora kegelapan memberikan lapisan emosional pada puisi. Suara yang masih terdengar dari kegelapan dan kata-kata yang seperti bunyi senapan menciptakan atmosfer ketidakpastian dan ancaman.

Penghinaan Terhadap Kegiatan Sosial dan Politik: Puisi ini mengekspresikan ketidakpuasan terhadap aktivitas sosial dan politik. Papan-papan iklan, maklumat-maklumat, dan pidato para pemimpin digambarkan sebagai cacat dan tidak dapat dipercaya. Penyair menyoroti kesemrawutan dan ketidakjelasan dalam komunikasi di masyarakat.

Ketidakpastian dalam Doa: Doa-doa yang diutarakan mencerminkan ketidakpastian dan kehilangan keyakinan. Bertemunya ibadah dengan kehidupan yang tidak bermakna menggambarkan kondisi keagamaan yang dilema.

Kritik terhadap Negeri yang Korup: Puisi ini mengandung kritik terhadap negara yang busuk karena korupsi. Pidato dan kentut sulit dibedakan, menggambarkan ketidakmampuan untuk membedakan antara retorika dan tindakan konkret di tengah-tengah kebusukan sistem.

Humor Gelap dan Ironi: Penyair menggunakan elemen humor gelap dan ironi untuk menggambarkan ketidakadilan dan keputusasaan. Tertawanya para pemimpin yang ingin dianggap sebagai pahlawan menjadi penekanan ironis pada kondisi negara.

Penggunaan Bahasa yang Kuat: Acep Zamzam Noor menggunakan bahasa yang kuat dan gamblang untuk menyampaikan ketidakpuasannya. Kata-katanya tajam dan langsung menggambarkan realitas pahit yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.

Puisi sebagai Cermin Kekosongan: Puisi ini bisa dilihat sebagai cermin kekosongan dalam kehidupan, baik secara emosional maupun spiritual. Rasa kehilangan dan kecewa menjadi tema sentral yang menciptakan citra gelap tentang kondisi sosial dan politik.

Puisi "Kau pun Tahu" adalah ungkapan yang kuat dan penuh perasaan terhadap realitas yang keras. Melalui kata-kata yang tajam dan pernyataan yang keras, penyair menggambarkan kondisi penuh keputusasaan dan ketidakpastian dalam kehidupan sehari-hari.

Acep Zamzam Noor
Puisi: Kau pun Tahu
Karya: Acep Zamzam Noor

Biodata Acep Zamzam Noor:
  • Acep Zamzam Noor (Muhammad Zamzam Noor Ilyas) lahir pada tanggal 28 Februari 1960 di Tasikmalaya, Jawa Barat, Indonesia.
  • Ia adalah salah satu sastrawan yang juga aktif melukis dan berpameran.
© Sepenuhnya. All rights reserved.