Puisi: Kota, Sang Penjarah Desa (Karya Sosiawan Leak)

Puisi "Kota, Sang Penjarah Desa" karya Sosiawan Leak menggambarkan dampak destruktif perkembangan perkotaan terhadap lingkungan pedesaan. Puisi ini ..
Kota, Sang Penjarah Desa


Kota-kota telah kian lunas memamah
para kampung dan desa
slogan dan iklan menabur propaganda
menggasak segar udara
hingga malam,
mercury-mercury menggantikan impian petani
yang pada siangnya
dirangsek rambu-rambu jalan
dijala lintasan kawat listrik
di atasnya
di sawah.

Beton-beton dan jalanan
pun menjarah dunia padi
di mana berumah matahari petani.


Solo, Oktober 1998

Sumber: Dunia Bogambola (2007)

Analisis Puisi:
Puisi "Kota, Sang Penjarah Desa" karya Sosiawan Leak menggambarkan dampak destruktif perkembangan perkotaan terhadap lingkungan pedesaan. Puisi ini membawa tema lingkungan dan perubahan sosial, serta mengkritik pergeseran nilai-nilai budaya dan kehidupan akibat urbanisasi yang semakin meluas.

Kontras Antara Kota dan Desa: Puisi ini memperlihatkan perbedaan yang tajam antara kehidupan kota dan desa. Kota digambarkan sebagai penjarah desa, merampas nilai-nilai tradisional dan sumber daya alam pedesaan. Kontras ini menciptakan gambaran bahwa kota dan desa berada dalam konflik yang merugikan desa.

Dampak Urbanisasi: Puisi ini menggambarkan dampak negatif urbanisasi terhadap desa-desa. Beton dan jalanan kota yang semakin meluas merampas lahan pertanian dan memusnahkan lingkungan alami. Perubahan ini mengancam mata pencaharian petani dan mengganggu ekosistem pedesaan.

Propaganda dan Dampak Media: Penyair menyebutkan bahwa slogan dan iklan menabur propaganda, mengarah pada pergeseran nilai-nilai budaya di pedesaan. Pengaruh media dan budaya konsumtif dari kota membentuk persepsi dan gaya hidup baru yang mengancam keberlangsungan budaya lokal.

Hilangnya Impian dan Nilai Tradisional: Puisi ini merenungkan tentang impian petani yang merasa dihancurkan oleh perkembangan kota. Kehadiran mercury (lampu neon atau lampu penerangan kota) menggantikan impian petani yang selalu terkait dengan matahari dan pertanian. Nilai-nilai tradisional yang dihormati oleh petani juga terkikis oleh modernitas kota.

Kritik Terhadap Pertumbuhan Tak Terkendali: Puisi ini mencela pertumbuhan kota yang tak terkendali dan merusak lingkungan. Beton dan jalanan yang menggantikan lahan pertanian mencerminkan keserakahan dan kurangnya pertimbangan terhadap dampak lingkungan dari perkembangan perkotaan yang tidak terkendali.

Puisi "Kota, Sang Penjarah Desa" adalah sebuah kritik tajam terhadap urbanisasi yang merusak lingkungan dan nilai-nilai tradisional di pedesaan. Penyair menggambarkan konflik antara kota dan desa serta dampak negatif urbanisasi terhadap kehidupan petani dan ekosistem pedesaan. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan dampak destruktif dari pertumbuhan kota yang tak terkendali terhadap lingkungan dan kehidupan masyarakat desa.

Sosiawan Leak
Puisi: Kota, Sang Penjarah Desa
Karya: Sosiawan Leak

Biodata Sosiawan Leak:
  • Sosiawan Leak (nama asli Sosiawan Budi Sulistyo) lahir pada tanggal 23 September 1967 di Kampung Somadilagan, Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia.
© Sepenuhnya. All rights reserved.