Puisi: Latini (Karya Agam Wispi)

Puisi "Latini" karya Agam Wispi bukan hanya puisi tentang penderitaan, tetapi juga merupakan seruan untuk mengakui dan memperjuangkan hak-hak kaum ...
Latini

Latini, ah Latini
gugur sebagai ibu
anak kecil dalam gendongan

Latini, ah Latini
gugur diberondong peluru
bayi mungil dalam kandungan

Tanah dirampas
suami di penjara
tengkulak mana akan beruntung?

Desa ditumpas
traktor meremuk palawija
pembesar mana akan berkabung?
Gugur Latini sedang Masyumi berganti baju
gugur Pak Tani dan dadanya diberondong peluru
gugur jenderal, mulutnya manis hatinya palsu

Beri aku air, aku haus
dengan lapar tubuh lemas
aku datang pada mereka
aku pulang padamu
sedang tanah kering di kulit
kita makan sama-sama
kudian muram
Latini, ah Latini
tapi, ah, kaum tani
kita yang berkabung akan membayarnya suatu hari.

Sumber: Matinya Seorang Petani (1961)

Analisis Puisi:
Puisi "Latini" karya Agam Wispi menyajikan gambaran tentang perjuangan dan penderitaan kaum petani, terutama dalam konteks Indonesia pada masa lalu.

Simbolisme Latini: Latini dalam puisi ini mewakili figur perempuan yang merupakan simbol dari kaum tani atau petani yang hidup di pedesaan. Latini digambarkan sebagai ibu yang membawa anak kecil dalam gendongannya, mencerminkan peran ibu sebagai pemelihara kehidupan dan keberlangsungan generasi.

Penderitaan dan Pengorbanan: Dalam puisi ini, Latini mengalami penderitaan yang mendalam, seperti kehilangan tanah, suami dipenjara, dan desanya ditumpas. Pengorbanan dan penderitaan yang dialami oleh Latini dan kaum tani lainnya menggambarkan perjuangan mereka dalam menghadapi kesulitan hidup dan penindasan.

Konflik dan Penindasan: Puisi ini mencerminkan konflik sosial dan politik yang terjadi di masyarakat, terutama di pedesaan. Penindasan terhadap kaum tani oleh penguasa dan pihak berwenang tercermin dalam penggambaran desa yang ditumpas dan tanah yang dirampas.

Perlawanan dan Solidaritas: Meskipun menghadapi penderitaan dan penindasan, puisi ini juga menunjukkan semangat perlawanan dan solidaritas kaum tani. Meskipun mereka menderita, mereka tetap berjuang bersama dan saling mendukung satu sama lain.

Kritik Sosial: Puisi ini merupakan kritik sosial terhadap ketidakadilan dan penindasan yang dialami oleh kaum tani. Melalui metafora dan gambaran yang kuat, Agam Wispi menyuarakan keberpihakan terhadap kaum tani dan mengkritik sistem yang merugikan mereka.

Bahasa yang Kuat: Puisi ini menggunakan bahasa yang kuat dan metafora yang kaya untuk menyampaikan pesan-pesan yang mendalam. Penggunaan bahasa yang metaforis memperkuat kesan penderitaan dan perjuangan yang dialami oleh Latini dan kaum tani lainnya.

Dengan demikian, puisi "Latini" karya Agam Wispi bukan hanya puisi tentang penderitaan, tetapi juga merupakan seruan untuk mengakui dan memperjuangkan hak-hak kaum tani serta mengkritik ketidakadilan dalam masyarakat.

Agam Wispi
Puisi: Latini
Karya: Agam Wispi
© Sepenuhnya. All rights reserved.