Analisis Puisi:
Puisi "Syair tentang Warisan Harta" karya Taufiq Ismail menghadirkan serangkaian syair yang menggambarkan warisan harta dari tokoh-tokoh sejarah Islam seperti Nabi Muhammad, Khalid bin Walid, Umar, Aurangzeb, dan Sultan Shalahuddin. Puisi ini tidak hanya merincikan aspek materi dari warisan harta, tetapi juga menyoroti nilai-nilai moral dan spiritual yang terkandung di dalamnya.
Warisan Harta dan Kemanusiaan: Puisi dibuka dengan kisah Nabi Muhammad, yang pada saat-saat terakhir hidupnya, mengingatkan akan pentingnya menyedekahkan harta kepada orang yang membutuhkan. Ini menunjukkan bahwa dalam pandangan Islam, warisan harta bukan hanya sebagai kelanjutan fisik, tetapi juga sebagai amanah kemanusiaan untuk membantu sesama.
Refleksi atas Kematian: Melalui kisah Khalid bin Walid yang meninggal karena sakit di atas dipan, puisi menyiratkan refleksi atas kematian yang tidak selalu terjadi di medan pertempuran. Pilihan kata "dia sesali sendiri" menunjukkan penyesalan Khalid terhadap cara kematiannya yang tidak sesuai dengan keberaniannya di medan perang.
Sederhana tapi Bermakna: Deskripsi warisan harta Umar yang terdiri dari sebilah pedang, seekor kuda, dan seorang pembantu rumah tangga mencerminkan kesederhanaan tokoh tersebut meskipun memiliki kekuasaan besar. Pilihan sederhana ini menekankan nilai-nilai keadilan dan pengabdian Umar.
Kesederhanaan dan Kehidupan Religius: Syair tentang Aurangzeb menyoroti kesederhanaan dan kehidupan religiusnya. Uang hasil penjualan kopiah jahitannya dan upah menyalin Quran dengan tangan dijadikan sebagai warisan yang diberikan pada rakyat miskin. Ini mencerminkan komitmen Aurangzeb terhadap nilai-nilai agama dan keadilan sosial.
Kepahlawanan dan Kepedulian Sosial: Puisi menyampaikan kisah Sultan Shalahuddin yang, meskipun dikenal sebagai pahlawan perang yang besar, tidak mewariskan harta benda apapun. Sebaliknya, seluruh hartanya habis disedekahkan kepada fakir miskin. Ini mencerminkan kepahlawanan dan keprihatinan sosial Sultan Shalahuddin yang melebihi kepentingan pribadinya.
Puisi sebagai Cermin Kehidupan: Keseluruhan puisi menciptakan gambaran tentang nilai-nilai dan kepribadian tokoh-tokoh sejarah yang diceritakan. Puisi ini tidak hanya sekedar menggambarkan warisan harta, tetapi juga mengajak pembaca merenung tentang nilai-nilai moral, kebijaksanaan, dan kepedulian sosial yang seharusnya menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia.
Puisi "Lima Syair tentang Warisan Harta" karya Taufiq Ismail menggambarkan warisan harta dari berbagai tokoh sejarah dengan pendekatan yang tidak hanya fokus pada aspek materi, tetapi juga menggali makna-makna moral dan spiritual yang terkandung di dalamnya. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan nilai-nilai kehidupan yang sesungguhnya berharga dan abadi.
Karya: Taufiq Ismail
Biodata Taufiq Ismail:
- Taufiq Ismail lahir pada tanggal 25 Juni 1935 di Bukittinggi, Sumatera Barat.
- Taufiq Ismail adalah salah satu Sastrawan Angkatan '66.