Puisi: Malam Seribu Bulan (Karya Taufiq Ismail)

Puisi "Malam Seribu Bulan" karya Taufiq Ismail adalah sebuah karya sastra yang penuh dengan unsur-unsur spiritualitas, keajaiban, dan kebersamaan ....
Malam Seribu Bulan

Malam biru hitam
    Di planit tua ini
Ketika margasatwa
    Suhu. Suara. Pepohonan
Embun mengendapkan intan
        Angin membisiki hutan
Gunung jadi kristal
                                Bisu
Sungai-sungai menahan
                        Napasnya
Sumbu bumi berhenti
Ketika sangkakala angkasa
    Ditiup perlahan
    Dalam suara
                        Firdausi
Ketika Mukjizat turun
Ketika Sifat Rahim mengalun
        Di planet tua ini
Dan gerbang kosmos
                                    Dibuka
Dalam angin berkelepakan
    Sayap-sayap malaikat
        Dengan cahaya surga
    Meluncur-luncur
            Melinangi bumi
Ketika bulan akan sabit
Dan berjuta bintang
                                Gemerlap
Dan manusia menangis
    Di bumi
    Di bawah Nur Ilahi
Pada malam benderang
Ketika margasatwa senyap
        Waktu pun berhenti
Embun membasahi dahi
Pohon-pohon menunduk
Wahai:

    Mukjizat telah turun!
    Sifat Rahim mengalun

Lelaki itu
                        Perempuan itu
Menangis dalam syukur
Berair mata dalam doa
    Dalam teduh Mukjizat dan Keampunan
    Ketika bulan belum sabit
    Ketika malam seribu bulan.
1965

Sumber: Horison (September, 1968)

Analisis Puisi:
Puisi "Malam Seribu Bulan" karya Taufiq Ismail adalah sebuah karya sastra yang penuh dengan unsur-unsur spiritualitas, keajaiban, dan kebersamaan manusia dengan alam semesta serta Tuhan. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan tentang keindahan malam dan keterhubungan manusia dengan dimensi spiritual.

Malam sebagai Ruang Spiritual: Puisi ini menggambarkan malam dengan ciri-ciri spiritual yang mendalam. Malam di sini bukan hanya sekadar waktu dalam sehari, tetapi juga sebuah perenungan dalam ruang spiritual. Malam digambarkan sebagai malam biru hitam yang penuh dengan misteri dan keajaiban, di mana manusia dan alam semesta berhubungan dalam dimensi yang lebih dalam.

Keajaiban Alam dan Kebersamaan Manusia: Puisi ini menciptakan gambaran keajaiban alam yang melibatkan segala komponennya. Margasatwa, suhu, suara pepohonan, embun, angin, gunung, sungai, dan bintang-bintang semuanya berinteraksi dalam harmoni yang indah. Hal ini menciptakan perasaan kebersamaan dan keutuhan antara manusia dan alam, menggambarkan bahwa manusia bukan hanya bagian dari alam, tetapi juga bagian dari keajaiban yang diciptakan Tuhan.

Nuansa Keagungan: Puisi ini mengekspresikan nuansa keagungan dan suci dalam kata-kata yang digunakan. Penggunaan frasa "Nur Ilahi" mengacu pada kehadiran Tuhan yang menerangi malam tersebut. Mukjizat dan Keampunan juga mewakili kasih sayang dan rahmat Tuhan yang meliputi alam dan manusia.

Pesannya tentang Spiritualitas dan Kehidupan: Puisi ini memiliki pesan yang mendalam tentang nilai-nilai spiritualitas dan koneksi manusia dengan alam semesta dan Tuhan. Dengan menggambarkan malam sebagai waktu di mana Mukjizat turun dan Sifat Rahim Tuhan mengalun, puisi ini mengajak kita untuk merenungkan makna yang lebih dalam dalam kehidupan dan alam semesta.

Puisi "Malam Seribu Bulan" karya Taufiq Ismail adalah sebuah karya sastra yang mengeksplorasi dimensi spiritual dan keajaiban alam semesta. Melalui penggambaran malam yang penuh keindahan dan keterhubungan, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan tentang makna kehidupan, koneksi manusia dengan alam, dan hubungan spiritual dengan Tuhan.

Puisi Taufiq Ismail
Puisi: Malam Seribu Bulan
Karya: Taufiq Ismail

Biodata Taufiq Ismail:
  • Taufiq Ismail lahir pada tanggal 25 Juni 1935 di Bukittinggi, Sumatera Barat.
  • Taufiq Ismail adalah salah satu Sastrawan Angkatan '66.
© Sepenuhnya. All rights reserved.