Puisi: Mantera (Karya Asrul Sani)

Puisi "Mantera" karya Asrul Sani menghadirkan gambaran seorang raja yang kuat dan misterius, yang memancarkan kekuatan dan kemampuan luar biasa.
Mantera


Raja dari batu hitam,
di balik rimba kelam,
Naga malam,
mari kemari!

Aku laksamana dari lautan menghantam malam hari
Aku panglima dari segala burung rajawali
Aku tutup segala kota, aku sebar segala api,
Aku jadikan belantara, jadi hutan mati

Tapi aku jaga supaya janda-janda tidak diperkosa
Budak-budak tidur di pangkuan bunda
Siapa kenal daku, aku kenal bahagia
tiada takut pada pitam,
tiada takut pada kelam
pitam dan kelam punya aku

Raja dari batu hitam,
Di balik rimba kelam,
Naga malam,
Mari kemari!

Jaga segala gadis berhias diri,
Biar mereka pesta dan menari
Meningkah rebana
Aku akan menyanyi,
Engkau berjaga dari padam api timbul api.
Mereka akan terima cintaku
Siapa bercinta dengan daku,
Akan bercinta dengan tiada akhir hari

Raja dari batu hitam
Di balik rimba kelam,
Naga malam,
Mari kemari
Mari kemari,
Mari!


1949

Sumber: Apresiasi Kesusasteraan (1986)

Analisis Puisi:
Puisi "Mantera" karya Asrul Sani adalah sebuah karya sastra yang penuh dengan semangat dan keberanian. Dalam puisi ini, penyair menghadirkan gambaran seorang raja yang kuat dan misterius, yang memancarkan kekuatan dan kemampuan luar biasa.

Penyair memulai puisi dengan menyebutkan "Raja dari batu hitam" yang berada di balik rimba kelam. Ini memberikan kesan bahwa raja ini memiliki kekuatan yang tidak lazim dan bersemayam di tempat yang tersembunyi. Kemudian, penyair menggunakan metafora "Naga malam" untuk memanggil raja ini, memberikan kesan kemegahan dan kegagahan yang mengelilinginya.

Puisi ini dipenuhi dengan pernyataan-pernyataan yang menunjukkan kekuatan dan keberanian sang raja. Ia mengaku sebagai seorang laksamana yang menghantam malam hari, seorang panglima yang menguasai segala burung rajawali, dan seorang yang mampu menutup kota dan menyebar api. Kata-kata tersebut menggambarkan kekuasaan dan dominasi sang raja atas lingkungannya.

Namun, di tengah kekuatan yang ia miliki, sang raja juga menunjukkan sifat kelembutan dan kepedulian. Ia menjaga agar janda-janda tidak diperkosa dan budak-budak tidur di pangkuan bunda. Ini menunjukkan bahwa di balik kekuatannya, sang raja juga memiliki hati yang lembut dan rasa empati terhadap yang lemah.

Puisi ini juga menyiratkan kebebasan dan kegembiraan. Sang raja memastikan gadis-gadis berhias diri dapat merayakan dan menari dengan bebas. Ia menyebutkan bahwa mereka akan menerima cintanya, dan siapa saja yang mencintainya akan mengalami cinta yang abadi.

Kekuatan dan semangat puisi "Mantera" karya Asrul Sani terletak pada penggunaan kata-kata yang menggambarkan keberanian dan kekuatan, namun juga menunjukkan rasa kelembutan dan kepedulian. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan tentang pentingnya keberanian dalam menghadapi kehidupan dan kemampuan kita untuk menemukan kebaikan dalam kekuatan yang dimiliki.

Asrul Sani
Puisi: Mantera
Karya: Asrul Sani

Biodata Asrul Sani:
  • Asrul Sani lahir pada tanggal 10 Juni 1926 di Sumatera Barat.
  • Asrul Sani meninggal dunia pada tanggal 11 Januari 2004 (ada usia 77 tahun) di Jakarta, Indonesia.
  • Asrul Sani adalah salah satu pelopor Angkatan '45 (bersama Chairil Anwar dan Rivai Apin).
© Sepenuhnya. All rights reserved.