Puisi: Menggoda Tujuh Kupu-Kupu (Karya Afrizal Malna)

Puisi "Menggoda Tujuh Kupu-Kupu" karya Afrizal Malna mengundang interpretasi yang mendalam tentang kebingungan dan ketidakpedulian manusia dalam ...
Menggoda Tujuh Kupu-Kupu

Aku tidak berjalan dengan mata melek. Kau pergi dengan mata tidur. Orang di sini membawa beban berat. Bukan soal melihat. Dalam beban itu isinya sampah. Bukan pergi dan tidak tidur. Kita sibuk mencari tempat membuang sampah itu untuk mengisinya kembali dengan sampah. Kau pergi dengan mata tidur.

Aku tidak berjalan dengan mata melek dan tidak mengukur yang terlihat. Kau latihan yoga dan menjadi tujuh kupu-kupu. Aku melihat kau terbang dan tidak bisa ikut masuk ke dalam kupu-kupumu. Keadaan seperti gas padat dalam lemari es. Tetapi tidak ada ledakan.

Aku tidak mendengar suara ledakan dalam puisi ini. Di sini hidup menjadi mudah, karena memang hidup sudah tidak ada. Menjadi benar oleh kebohongan-kebohongannya. Menjadi indah oleh kerusakan-kerusakannya.

Aku di dalam pelukanmu dan di luar terbangmu. Membayangkan tujuh kupu-kupu mulai menanamkan sayapnya dan menanamkan terbangnya. Mengganti bumi pertama dengan rute sungai Marne yang membelah mimpi-mimpimu.

Sumber: Museum Penghancur Dokumen (2013)

Analisis Puisi:

Puisi "Menggoda Tujuh Kupu-Kupu" karya Afrizal Malna adalah sebuah karya yang sarat dengan gambaran-gambaran yang kuat dan penggunaan bahasa yang mengundang interpretasi yang mendalam.

Tema Ketidaktahuan dan Kehidupan Modern: Puisi ini menyoroti ketidaktahuan dan kebingungan dalam kehidupan modern, di mana orang-orang sibuk dengan urusan-urusan praktis dan melupakan makna yang lebih dalam dari kehidupan. Penyair menggambarkan orang-orang yang membawa beban berat dari sampah, tetapi tetap tidak sadar akan keberadaannya. Ini mencerminkan ketidakpedulian terhadap lingkungan dan ketidaktahuan akan dampak yang dihasilkan oleh perilaku manusia terhadap alam.

Imaji Kupu-Kupu: Kupu-kupu dalam puisi ini dijadikan metafora yang kuat untuk keindahan, kebebasan, dan transformasi. Penyair menggambarkan orang lain yang berlatih yoga dan menjadi tujuh kupu-kupu, tetapi tetap tidak dapat merasakan kebebasan yang mereka ciptakan. Ini mencerminkan ironi di mana meskipun mencari kebebasan, seseorang masih terikat oleh keterikatan dan kebingungan.

Bahasa yang Kaya dan Mengundang Interpretasi: Afrizal Malna menggunakan bahasa yang kaya dan penuh dengan gambaran yang mengundang interpretasi yang mendalam. Penggunaan metafora seperti "gas padat dalam lemari es" dan "menjadi benar oleh kebohongan-kebohongannya" menciptakan gambaran yang kompleks dan memancing pemikiran tentang keadaan manusia dalam kehidupan modern yang kacau.

Pesan Filosofis: Melalui puisi ini, penyair menyampaikan pesan filosofis tentang kebingungan dan ketidakpedulian manusia terhadap kehidupan dan lingkungan sekitarnya. Meskipun mencari kebebasan dan makna, manusia sering kali terjebak dalam rutinitas dan kebingungan yang tak berujung.

Puisi "Menggoda Tujuh Kupu-Kupu" karya Afrizal Malna adalah sebuah karya yang mengundang interpretasi yang mendalam tentang kebingungan dan ketidakpedulian manusia dalam kehidupan modern. Dengan menggunakan imajeri yang kuat dan bahasa yang kaya, penyair berhasil menyampaikan pesan filosofis tentang keadaan manusia dalam dunia yang semakin kacau.

Puisi Afrizal Malna
Puisi: Menggoda Tujuh Kupu-Kupu
Karya: Afrizal Malna

Biodata Afrizal Malna:
  • Afrizal Malna lahir pada tanggal 7 Juni 1957 di Jakarta.
© Sepenuhnya. All rights reserved.