Puisi: Padamu Negeri (Karya Taufiq Ismail)

Puisi "Padamu Negeri" karya Taufiq Ismail adalah sebuah karya sastra yang memperlihatkan kritik sosial dan perlawanan terhadap kekerasan, .....
Padamu Negeri

Al-Fatihah untuk Amir Biki
Dan semua yang masuk bumi
Di ladang-ladang pembantaian
Berserakan di negeri ini
Aceh, Priok, Lampung, Nipah, Haur Koneng,
Santa Cruz, Irian Jaya, Banyuwangi dan mana lagi

Kami dianiaya bertahun-tahun berkali-kali
Ramai-ramai dibunuh dan dihabisi
Usai kami dibantai janda-janda kami disakiti
Tak bisa melawan desa kami dibakari

Panah mustahil tandingan senjata api
Seperti rabies anjing dalam epidemi
Sebutlah berapa nama kota lokasi propinsi
Kubur di mana maklumat tak diberi

Hidup kami berganti nyeri dan ngeri
Mengenang satu malam ratusan ditembaki
Mengingat bertahun ribuan dihabisi
Jadi setiap menyanyikan lagu 
Padamu Negeri

Tiba pada dua baris terakhir sekali
Jiwa raga cuma pada Tuhan kami beri
Bukan kepada negeri
Jiwa raga kepada Pemberi

Awal, dia kembali
Bukan kepada negeri
Sesudah itu terserah Dia sendiri
Apa akan dibagikan-Nya juga pada negeri.

1998

Sumber: Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia (1998)

Analisis Puisi:
Puisi "Padamu Negeri" karya Taufiq Ismail adalah sebuah karya sastra yang memperlihatkan kritik sosial dan perlawanan terhadap kekerasan, penindasan, dan ketidakadilan yang terjadi dalam sebuah negara. Puisi ini menggambarkan penderitaan, kekejaman, dan ketidakadilan yang dialami oleh rakyat dalam suatu konteks tertentu.

Protes Terhadap Kekerasan dan Penindasan: Puisi ini secara tegas menyuarakan protes terhadap kekerasan dan penindasan yang dilakukan terhadap rakyat. Penggunaan kata-kata seperti "dianiaya," "dibunuh," "disakiti," dan "dibakari" menggambarkan penderitaan dan trauma yang dialami oleh korban.

Perlawanan dan Ketidakmampuan Melawan: Puisi ini menggambarkan perlawanan rakyat terhadap kezaliman, meskipun dalam kondisi yang sulit. Meskipun usaha perlawanan terlihat mustahil, tetapi semangat perlawanan tetap ada dan diwakili oleh "Panah mustahil tandingan senjata api." Namun, korban juga menyadari bahwa kemenangan dan perlindungan sejati datang dari Tuhan.

Nama Tempat sebagai Simbol: Penyebutan nama kota, lokasi, dan propinsi di dalam puisi menghadirkan aspek kenyataan dan kejadian yang lebih konkret. Ini membantu memperkuat narasi tentang penderitaan dan penindasan yang dialami oleh rakyat.

Nilai Kehidupan dan Keyakinan: Pada akhir puisi, penekanan diberikan pada nilai-nilai spiritual dan kepercayaan kepada Tuhan. Puisi ini mengajak untuk mengarahkan jiwa dan raga kepada Pemberi Hidup, bukan hanya kepada negeri atau entitas dunia. Ini juga menekankan pentingnya menjaga nilai-nilai kemanusiaan dalam menghadapi penderitaan.

Pesan Kemanusiaan dan Harapan: Meskipun puisi ini menggambarkan kekejaman dan penderitaan, tetapi melalui kata-kata terakhirnya, puisi ini juga menyiratkan pesan harapan. Dengan mengandalkan Tuhan dan nilai-nilai kemanusiaan, ada harapan untuk keluar dari penderitaan dan menemukan pemulihan.

Puisi "Padamu Negeri" karya Taufiq Ismail adalah sebuah karya yang menyuarakan kritik sosial terhadap kekerasan dan penindasan yang terjadi dalam suatu negara. Dengan menggunakan bahasa yang kuat dan mendalam, puisi ini menggambarkan penderitaan, perlawanan, dan nilai-nilai kemanusiaan dalam menghadapi kesulitan. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan tentang arti kehidupan, harapan, dan keadilan dalam menghadapi situasi yang sulit.

Puisi Taufiq Ismail
Puisi: Padamu Negeri
Karya: Taufiq Ismail

Biodata Taufiq Ismail:
  • Taufiq Ismail lahir pada tanggal 25 Juni 1935 di Bukittinggi, Sumatera Barat.
  • Taufiq Ismail adalah salah satu Sastrawan Angkatan '66.
© Sepenuhnya. All rights reserved.