Puisi: Penjarah Sahaja (Karya Sosiawan Leak)

Puisi "Penjarah Sahaja" karya Sosiawan Leak adalah sebuah karya sastra yang merayakan dan menggambarkan kesederhanaan dan keaslian dalam kehidupan ...
Penjarah Sahaja
(- bagi Gusmus)


Kesahajaan adalah
; mata air yang mengucur dari gunung
menjelma teduh kala wajah terbasuh.

Ialah juga embun pagi
usai musnah sang kabut
yang menetes di ujung daunan
menjelma kehidupan para perdu dan rerumputan.

Kesahajaan pula
yang menuntun padi, jagung dan palawija
menunduk di atas meja makan
tanpa pernah menuntut dipulangkan.

Kesahajaan serupa kerja dan doa
yang bergandengan tangan dalam kalbu kita
menjelma keadilan, kemakmuran yang sentosa.

Kesahajaan, dialah
yang acap menyelinap
pergi tanpa pamit dari sanubari.


Jakarta, 13 September 2000

Sumber: Dunia Bogambola (2007)

Analisis Puisi:
Puisi "Penjarah Sahaja" karya Sosiawan Leak adalah sebuah karya sastra yang merayakan dan menggambarkan kesederhanaan dan keaslian dalam kehidupan manusia dan alam. Puisi ini mengungkapkan keindahan dan makna dalam kesahajaan, mengajak pembaca untuk merenungkan nilai-nilai yang terkadang terabaikan dalam kehidupan modern.

Kesederhanaan: Puisi ini menggambarkan kesahajaan sebagai sumber keindahan yang memancar seperti mata air yang mengucur dari gunung dan embun pagi yang muncul setelah kabut musnah. Penyair menggunakan gambaran alam untuk menyimbolkan kesederhanaan dan kemurnian, menunjukkan betapa indahnya kehidupan yang sederhana.

Keterhubungan dengan Alam: Puisi ini menyoroti keterhubungan manusia dengan alam dan betapa kesahajaan dapat ditemukan dalam aliran alam. Penggambaran padi, jagung, dan palawija yang tunduk di atas meja makan menciptakan gambaran tentang kehidupan yang harmonis dengan alam.

Makna Kerja dan Doa: Penyair menyatakan bahwa kesahajaan juga ada dalam kerja dan doa. Ini menggambarkan cara kerja dan doa yang sungguh-sungguh, tanpa pamrih atau keinginan untuk mendapat pujian atau hadiah, dapat menghasilkan keadilan dan kemakmuran yang sejati.

Peninggalan yang Luhur: Meskipun kesahajaan cenderung "pergi tanpa pamit," puisi ini menyiratkan bahwa kesahajaan meninggalkan jejak yang luhur dalam hati dan pikiran manusia. Nilai-nilai dan makna kesederhanaan mengajarkan kita untuk menghargai kehidupan dan alam.

Penghargaan terhadap Nilai-Nilai Tradisional: Puisi ini merayakan nilai-nilai tradisional yang seringkali hilang dalam kehidupan modern yang cepat dan serba teknologi. Penyair mengajak kita untuk kembali merenungkan dan menghargai kesederhanaan serta makna sejati dalam kerja dan doa.

Puisi "Penjarah Sahaja" mengajak pembaca untuk merenungkan dan menghargai kecantikan dalam kesahajaan dan nilai-nilai tradisional. Melalui gambaran alam dan kehidupan manusia, penyair mengingatkan kita tentang pentingnya menghubungkan diri dengan alam, menghargai kerja keras, dan menemukan kebahagiaan dalam kesederhanaan. Puisi ini mendorong kita untuk kembali kepada nilai-nilai murni yang mungkin terkadang terlupakan dalam dunia modern yang sibuk.

Sosiawan Leak
Puisi: Penjarah Sahaja
Karya: Sosiawan Leak

Biodata Sosiawan Leak:
  • Sosiawan Leak (nama asli Sosiawan Budi Sulistyo) lahir pada tanggal 23 September 1967 di Kampung Somadilagan, Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia.
© Sepenuhnya. All rights reserved.