Puisi: Percakapan Angkasa (Karya Taufiq Ismail)

Puisi "Percakapan Angkasa" mengangkat tema pengorbanan, keberanian, dan pentingnya menegakkan kebenaran dan keadilan. Melalui dialog antara ...
Percakapan Angkasa

"Siapa itu korban di bumi
Hari ini?"
Tanya Awan
Pada Angin

"Seorang anak muda
Dia amat berani,"
Jawab Angin

"Berembuslah kau, dan hentikan saya
Tepat di atas kota ini."

Awan dan Angin
Berhentilah siang hari
Di atas negeri ini

"Wahai, teramat panjangnya
Arakan jenazah
Di bawah!
Raja manakah kiranya
Yang wafat itu?"
"Bukan raja", Jawab Angin

"Pangeran agaknya?"

"Pangeran bukan
Dia hanya kawula biasa
Seorang anak muda."

"Tapi mengapa begitu banyak
Orang berjajar di tepi jalan
Ibu-ibu membagikan minuman
Di depan rumah-rumah mereka
Orang-orang melontarkan buah-buahan
Dalam arak-arakan
Dan saya lihat pula
Mereka bertangisan
Di kuburan
Siapa dia sebenarnya
Wahai Sang Angin?"

"Dialah anak muda
Yang perkasa
Di antara kawan-kawannya
Yang terluka
Dia telah mendahului
Menghadap Ilahi
Seluruh negeri ini
Mengibarkan bendera nestapa
Baginya
Menangisi kepergiannya
Dalam duka
Seluruh negeri ini
Yang terlalu lama dizalimi
Telah belajar kembali
Untuk menjadi berani
Dalam berbuat
Untuk menjadi berani
Menghadapi mati."

Kata Sang Awan pula:
"Sangat menarik sekali
Kisahmu, ya Angin
Tapi sebelum kita pergi
Mengembara ke bagian bumi yang lain
Katakan pada saya
Karena kau tahu banyak
Tentang negeri ini
Katakan pada saya
Untuk apa anak muda itu mati?"

Sang Angin tersenyum dan berkata:
"Untuk dua patah kata, dia
Rela mati
Dalam usia muda sekali."

"Apa gerangan itu?"
Tanya Sang Awan

"Menegakkan Kebenaran,"
sahut Sang Angin
"Dan Keadilan."

Dan mereka berdua
Mulailah ngembara lagi
Sementara senja
Turun ke bumi.

1966

Sumber: Tirani dan Benteng (1993)

Analisis Puisi:

Puisi "Percakapan Angkasa" adalah sebuah puisi yang mempersembahkan dialog antara dua elemen alam, yaitu awan dan angin, untuk merenungkan peristiwa kematian seorang pemuda yang berani di bumi. Puisi ini menggambarkan suatu narasi yang dalam tentang pengorbanan, keberanian, dan pentingnya menegakkan kebenaran dan keadilan.

Pengorbanan dan Kematian Pemuda: Puisi ini menyoroti pengorbanan seorang pemuda yang berani dan perkasa, yang telah meninggal dunia dalam usia muda. Meskipun statusnya sebagai seorang pemuda biasa, dia menjadi simbol perjuangan dan pengorbanan untuk kebenaran dan keadilan.

Tanda Duka dan Solidaritas: Penyair menggambarkan suasana duka yang melanda negeri ini ketika pemuda itu meninggal. Orang-orang di tepi jalan memberikan penghormatan dan mengungkapkan dukanya dengan berbagai cara, seperti membagikan minuman, melontarkan buah-buahan, dan menangis di kuburan. Solidaritas ini mencerminkan pentingnya penghargaan terhadap perjuangan dan pengorbanan individu untuk kebaikan bersama.

Makna Kematian: Kematian pemuda tersebut menandai keberanian dan pengorbanannya untuk menegakkan kebenaran dan keadilan. Meskipun mati muda, pengorbanannya menjadi simbol penting dalam perjuangan bagi kebenaran dan keadilan di tengah kezaliman yang ada.

Menegakkan Kebenaran dan Keadilan: Puisi ini menegaskan pentingnya menegakkan kebenaran dan keadilan, bahkan sampai pada titik kematian. Sang Angin menjelaskan bahwa pemuda itu rela mati demi menegakkan dua patah kata, yaitu kebenaran dan keadilan. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya prinsip-prinsip moral dalam kehidupan manusia.

Perjalanan Angkasa: Puisi ini ditutup dengan awan dan angin kembali melanjutkan perjalanan mereka, sementara senja turun ke bumi. Ini mencerminkan perputaran alam yang tak pernah berhenti, sementara perjuangan untuk kebenaran dan keadilan terus berlanjut di bumi.

Puisi "Percakapan Angkasa" merupakan sebuah puisi yang mendalam dan memikat, mengangkat tema pengorbanan, keberanian, dan pentingnya menegakkan kebenaran dan keadilan. Melalui dialog antara awan dan angin, Taufiq Ismail mengajak pembaca untuk merenungkan makna kematian seorang pemuda berani dan nilai-nilai yang dijunjung tinggi dalam perjuangan hidup.

Puisi Taufiq Ismail
Puisi: Percakapan Angkasa
Karya: Taufiq Ismail

Biodata Taufiq Ismail:
  • Taufiq Ismail lahir pada tanggal 25 Juni 1935 di Bukittinggi, Sumatera Barat.
  • Taufiq Ismail adalah salah satu Sastrawan Angkatan '66.
© Sepenuhnya. All rights reserved.