Puisi: Sajak Anak Muda Serba Sebelah (Karya Taufiq Ismail)

Puisi "Sajak Anak Muda Serba Sebelah" menggambarkan realitas sosial yang penuh dengan ketidakadilan dan diskriminasi terhadap individu yang berbeda.
Sajak Anak Muda Serba Sebelah

Si Toni dicabut kupingnya satu yang kanan
Maka suara masuk kuping kiri tembus ke otak
Dikirim balik dan jatuh di kuping kiri lagi
Si Toni dipotong tangannya satu yang kanan
Maka dia belajar menulis dengan tangan kiri
Si Toni diambil satu matanya yang kanan
Maka air matanya tetes ke sebelah kiri
Si Toni dipetik jantungnya lewat rongga kanan
Tapi gagal karena jantung itu mengelak ke kiri
Si Toni dipotong ginjalnya satu yang kanan
Tak gagal karena sesuai secara faali
Si Toni diambil kakinya satu yang kanan
Maka dia main bola cuma dengan kaki kiri

Lama-lama si Toni jadi kidal
Kupingnya yang bisa dengar kuping kiri
Tangannya yang main gitar tangan kiri
Air matanya menetes di mata kiri
Ginjalnya menyaring di sebelah kiri
Dia tendang bola dengan kaki kiri

Lama-lama si Toni ingin kerja
Cita-citanya lumayan sederhana
Dia mau jadi sopir saja
Tapi tak ada lowongan baginya
Karena kendaraan setir kanan semua

Hai tunggu dulu, Toni ini anak saya kah?
Atau anak saudara kah?
Atau barangkali kemenakan kita?
Keadaan ini memang aneh
Sore ini jam empat tepat
Dengarlah dia sedang mengocok gitarnya
Dengan cara anak muda bergaya kidal
Dan itu bukan suara gerimis, bukan
Itu air matanya
Memukul-mukul lantai beranda.

1977

Sumber: Malu (Aku) jadi orang Indonesia (2000)

Analisis Puisi:
Puisi "Sajak Anak Muda Serba Sebelah" karya Taufiq Ismail merupakan kritik sosial yang menggambarkan ketidakadilan dan diskriminasi yang dialami oleh individu yang berbeda atau dianggap tidak "normal" oleh masyarakat.

Metafora Kekurangan Fisik: Setiap bait puisi menggambarkan kehilangan atau kekurangan fisik yang dialami oleh karakter bernama Toni. Kekurangan ini digambarkan dari kehilangan kuping, tangan, mata, jantung, ginjal, hingga kaki. Kekurangan ini memberikan gambaran tentang bagaimana keberadaan Toni dianggap "tidak sempurna" oleh masyarakat.

Diskriminasi dan Kekurangan Kesempatan: Puisi ini mencerminkan diskriminasi dan ketidakadilan sosial yang dihadapi oleh individu dengan kecacatan atau perbedaan fisik. Toni menghadapi kesulitan mendapatkan pekerjaan karena tidak ada lowongan untuk sopir dengan kemudi di sebelah kiri, yang sesuai dengan kondisinya.

Perubahan Identitas: Meskipun Toni mengalami kehilangan fisik yang signifikan, ia mengadaptasi dirinya untuk tetap hidup dan berfungsi. Dia belajar menulis, bermain gitar, menangis, dan bahkan bermain bola hanya dengan sisa fisiknya yang ada. Ini mencerminkan ketangguhan dan adaptabilitas individu dalam menghadapi kesulitan.

Penyadaran dan Penolakan: Puisi ini mengeksplorasi persepsi dan reaksi masyarakat terhadap individu yang berbeda. Meskipun Toni memainkan gitarnya dengan gaya "anak muda bergaya kidal", masyarakat tetap menolaknya dan merasa keberatan dengan keberadaannya.

Pesan Mendalam: Melalui puisi ini, Taufiq Ismail mengajak pembaca untuk merenungkan pentingnya menghargai dan menerima keberagaman dalam masyarakat. Ia menyoroti pentingnya menghargai individu atas dasar kemanusiaan, bukan hanya dari aspek fisik atau kondisi mereka.

Puisi "Sajak Anak Muda Serba Sebelah" menggambarkan realitas sosial yang penuh dengan ketidakadilan dan diskriminasi terhadap individu yang berbeda. Ini menjadi panggilan untuk refleksi dan perubahan dalam masyarakat agar lebih inklusif dan menghargai keberagaman.

Puisi Taufiq Ismail
Puisi: Sajak Anak Muda Serba Sebelah
Karya: Taufiq Ismail

Biodata Taufiq Ismail:
  • Taufiq Ismail lahir pada tanggal 25 Juni 1935 di Bukittinggi, Sumatera Barat.
  • Taufiq Ismail adalah salah satu Sastrawan Angkatan '66.
© Sepenuhnya. All rights reserved.