Puisi: Saya Mendengar Orang-Orang Bernyanyi (Karya Taufiq Ismail)

Puisi "Saya Mendengar Orang-Orang Bernyanyi" menggambarkan kekuatan musik, menyampaikan pesan-pesan mendalam, dan merayakan keberagaman budaya ...
Saya Mendengar Orang-Orang Bernyanyi

Saya mendengar orang-orang bernyanyi
Bercelana pendek, cuek, Harry Rusli namanya
Kakeknya dulu membedah hewan dengan pisau operasi
Cucu menjahit sakit politik dengan senar gitarnya

Saya mendengar orang-orang bernyanyi
Iwan Fals tanpa kejemuan mengabarkan kenyataan
Dia lantang bernyanyi menjadi saksi
Gitar dipetik Ully, Chrisye, Leo dan Franky

Tercium aroma hutan rimba, air terjun pegunungan
Terdengar salawat putih yang ikhlas bersahaja
Berkibar bendera kita langit biru di belakangnya
Dan perahu retak bagaimana cara mengayuhnya

Saya mendengar orang-orang bernyanyi
Sam Bimbo bersaudara seperti tak bosan-bosan
Mengukur jarak jauh dan dekat dengan Tuhan
Diiringi senandung Iin merdu sekali

Saya mendengar orang-orang bernyanyi
Ebiet penyair biduan di Yogya dulu sekolahnya
Dia mengajar kita bahasa tumbuh-tumbuhan
Saya pun bicara dengan rumput yang bergoyang.

1998

Sumber: Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia (1998)

Analisis Puisi:

Puisi "Saya Mendengar Orang-Orang Bernyanyi" karya Taufiq Ismail adalah sebuah karya yang menyelidiki kekuatan musik dan seni dalam menyampaikan pesan, mengabadikan sejumlah tokoh musik Indonesia, dan meresapi keindahan alam.

Kekuatan Ekspresi Melalui Musik: Puisi ini merayakan kekuatan ekspresi dan pesan yang disampaikan melalui musik. Penyair menyoroti berbagai tokoh musik Indonesia seperti Harry Rusli, Iwan Fals, Sam Bimbo, dan Ebiet yang menggunakan musik sebagai medium untuk menyampaikan pesan-pesan kehidupan dan kebenaran.

Kontekstualitas Sejarah Musik Indonesia: Dengan menyebutkan nama-nama tokoh musik yang telah memberikan kontribusi besar, puisi ini menciptakan kontekstualitas sejarah musik Indonesia. Referensi terhadap musisi-musisi terkenal tersebut menjadi bentuk penghargaan terhadap warisan seni dan budaya Indonesia.

Simbolisme Alam dan Kehidupan Sehari-hari: Puisi ini menggunakan simbolisme alam, seperti aroma hutan rimba, air terjun pegunungan, dan bendera yang berkibar di langit biru, untuk menggambarkan keindahan alam Indonesia. Perahu retak menjadi metafora tentang tantangan dan kesulitan dalam perjalanan hidup.

Kritik terhadap Politik dan Masyarakat: Melalui referensi terhadap "sakit politik" yang dijahit oleh Harry Rusli dan "salawat putih" yang ikhlas bersahaja, puisi ini mungkin menyiratkan kritik terhadap situasi politik dan kebutuhan akan spiritualitas dalam masyarakat.

Puisi sebagai Medium Penyampaian Pesan: Puisi ini mencerminkan keyakinan penulis terhadap kekuatan puisi sebagai medium untuk menyampaikan pesan-pesan mendalam. Musik dan seni dianggap sebagai sarana untuk menyatukan orang-orang dari berbagai latar belakang dan memberikan makna pada kehidupan.

Gaya Bahasa yang Memikat: Taufiq Ismail menggunakan gaya bahasa yang memikat dengan menggambarkan Harry Rusli "menjahit sakit politik dengan senar gitarnya" dan "perahu retak bagaimana cara mengayuhnya." Gaya bahasa ini menciptakan gambaran kuat dan kesan mendalam bagi pembaca.

Menggambarkan Keragaman dan Keberagaman Indonesia: Dengan merujuk pada berbagai tokoh dari berbagai latar belakang dan genre musik, puisi ini merayakan keragaman dan keberagaman budaya di Indonesia, serta mengakui kontribusi setiap individu terhadap kekayaan seni Indonesia.

Puisi "Saya Mendengar Orang-Orang Bernyanyi" menggambarkan kekuatan musik, menyampaikan pesan-pesan mendalam, dan merayakan keberagaman budaya Indonesia. Melalui puisinya, Taufiq Ismail mengajak pembaca untuk merenung tentang keindahan seni dan bagaimana musik dapat menjadi penanda penting dalam sejarah dan perjalanan kehidupan.

Puisi Taufiq Ismail
Puisi: Saya Mendengar Orang-Orang Bernyanyi
Karya: Taufiq Ismail

Biodata Taufiq Ismail:
  • Taufiq Ismail lahir pada tanggal 25 Juni 1935 di Bukittinggi, Sumatera Barat.
  • Taufiq Ismail adalah salah satu Sastrawan Angkatan '66.
© Sepenuhnya. All rights reserved.