Puisi: Surat Cinta (Karya Acep Zamzam Noor)

Puisi "Surat Cinta" karya Acep Zamzam Noor menggambarkan perasaan cinta dalam konteks dunia yang penuh dengan kehancuran, perubahan, dan tantangan.
Surat Cinta


Ini musim gugur, minumlah anggur
Denting gitar
Terdengar dari belahan dunia yang hancur

Sambutlah gerimis, kelembutan akan mengurapi
Tanah-tanahmu yang mati. Langit tinggal lengkung
Kabut bergulung-gulung

Rauplah daun-daun yang jatuh, bunga-bunga yang luruh
Bayi-bayi yang terbunuh. Melewati tahun demi tahun
Melintasi abad dan milenium yang ngungun

Hiruplah genangan darah busuk, tumpukan tubuh hangus
Kepulan asap mesiu. Pertempuran demi pertempuran
Akan mendewasakan hidupmu

Arungi luas lautan, terjuni gelap hutan
Selami lubuk bumi. Kelaparan demi kelaparan
Akan membuat hari-harimu lebih berarti

Ini musim gugur, cintaku, ini bahasa sunyi
Denting piano
Sayup-sayup dari reruntuhan waktu.


Sumber: Tulisan pada Tembok (2011)

Analisis Puisi:
Puisi Surat Cinta" karya Acep Zamzam Noor adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan perasaan cinta dalam konteks keadaan dunia yang penuh dengan kehancuran, perubahan, dan tantangan. Melalui bahasa dan simbol-simbol yang kuat, puisi ini menggambarkan perasaan cinta yang mendalam dalam situasi yang kompleks dan penuh ketidakpastian.

Cinta dan Kehancuran: Puisi ini dimulai dengan menggambarkan musim gugur, yang sering diasosiasikan dengan penurunan dan kehancuran. Namun, dalam kehancuran ini, ada panggilan untuk "minum anggur" dan "denting gitar." Ini menciptakan kontras antara keindahan dan kehancuran, mencerminkan bagaimana cinta bisa muncul dalam situasi yang penuh dengan tantangan.

Kelembutan dan Pengharapan: Puisi ini melanjutkan dengan menyambut "gerimis" yang membawa kelembutan dan pengharapan. Simbol gerimis menggambarkan rasa kelembutan yang merawat tanah yang mati. Ini dapat diartikan sebagai metafora untuk cinta yang mampu meremajakan hati yang terluka dan dunia yang hancur.

Menghadapi Kekerasan dan Kehancuran: Penyair mengekspresikan pesan kuat tentang kenyataan dunia yang keras dan penuh kekerasan. Ia merujuk pada "rauplah daun-daun yang jatuh, bunga-bunga yang luruh" serta "bayi-bayi yang terbunuh." Pada saat yang sama, penyair merayakan ketahanan dan daya tahan manusia dalam menghadapi tantangan-tantangan ini.

Pertempuran dan Kedewasaan: Puisi ini mencerminkan pengalaman pertempuran dan tantangan hidup sebagai proses yang "mendewasakan hidupmu." Meskipun penuh dengan kesulitan, pertempuran dan kelaparan memiliki potensi untuk membentuk karakter seseorang dan memberikan makna lebih dalam pada kehidupan.

Cinta dan Sunyi: Puisi ini menggambarkan cinta sebagai "bahasa sunyi," yang menghadirkan kedalaman dan perasaan mendalam. Simbol denting piano yang "sayup-sayup dari reruntuhan waktu" menciptakan suasana yang melankolis, merujuk pada kerapuhan dan sisa-sisa masa lalu.

Puisi "Surat Cinta" karya Acep Zamzam Noor adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan perasaan cinta dalam konteks dunia yang penuh dengan kehancuran, perubahan, dan tantangan. Melalui penggunaan simbol dan bahasa yang kuat, penyair menyampaikan pesan tentang bagaimana cinta bisa muncul dan bertahan dalam situasi yang kompleks. Puisi ini menggambarkan perasaan cinta yang mendalam dan kompleks, serta daya tahan manusia dalam menghadapi tantangan hidup.

Acep Zamzam Noor
Puisi: Surat Cinta
Karya: Acep Zamzam Noor

Biodata Acep Zamzam Noor:
  • Acep Zamzam Noor (Muhammad Zamzam Noor Ilyas) lahir pada tanggal 28 Februari 1960 di Tasikmalaya, Jawa Barat, Indonesia.
  • Ia adalah salah satu sastrawan yang juga aktif melukis dan berpameran.
© Sepenuhnya. All rights reserved.