Puisi: Untuk Hadiah Potret Dinding, Terima kasih, Man (Karya Taufiq Ismail)

Puisi "Untuk Hadiah Potret Dinding, Terima kasih, Man" karya Taufiq menggambarkan dampak kemajuan teknologi pada perspektif visual dan budaya.
Untuk Hadiah Potret Dinding, Terima kasih, Man


Sebuah potret berwarna, begitu indah komposisinya
Tajam fokusnya dan total presentasinya
Panorama formatnya, 140 derajat sudutnya
Dengan bingkai yang serasi dan posmo gayanya

Di dinding ruang tamuku telah kau pasangkan, Man
Inilah pemandangan profil kota dan desa di kaki langitnya
Dengan arsitektur mutakhir semua struktur bangunannya
Termasuk pantai, sungai, bukit dan gunungnya

Jaringan transportasi, telekomunikasi dan segala peragatnya
Kontener dikerek turun berlayangan di dermaga
Anyaman distribusi dari titik paling hulu bahan baku
Hingga sudut etalase, melompat ke tas belanja tiba di meja

Diturunkan rapi sepanjang lajur laporan keuangan dunia
Kulihat pula wajah meliputi semua umur, suku dan etniknya
Yang mencuri adegan tentulah anak-anak yang tembem pipinya
Dan senyum itu meluas serta melebar ke mana-mana

Di wajah orang, wajah hutan, sawah, ladang dan huma
Hijau klorofilnya, dengan teori klimatologi seperti serasi
Anjungan minyak dan rimba antena, tersaji setasiun transmisi
Juga kerajinan tangan gemerisik serta deru beratus pabrik

Lensa kamera panorama ini memang luar biasa
Kini kuberi tahu kau, Man, tersembunyi istimewanya
Gambar langit di atas adegan foto seluruh negeri ini
Retak-retak nampak, akan tertelungkup berserak-serak

Menyelimuti raib seluruh pemandangan di bagian bumi ini
Sehingga warnanya cuma jingga, abu-abu dan hitam bervariasi
Memang luar bisa lensa kamera panorama ini.


1998

Sumber: Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia (1998)

Analisis Puisi:
Puisi "Untuk Hadiah Potret Dinding, Terima kasih, Man" karya Taufiq Ismail adalah sebuah karya yang mengeksplorasi tema seni dan teknologi dalam masyarakat modern. Puisi ini menciptakan gambaran tentang potret dinding yang memukau, sambil menggambarkan dampak kemajuan teknologi pada perspektif visual dan budaya.

Pujian terhadap Potret Dinding: Puisi dimulai dengan penggambaran potret dinding yang sangat memukau. Penyair menggambarkan potret ini sebagai sebuah karya seni visual yang indah, dengan komposisi yang tajam dan pemandangan kota serta desa yang luas.

Kompleksitas Visual: Puisi ini menggambarkan kompleksitas visual potret tersebut, termasuk pemandangan kota, arsitektur, jaringan transportasi, dan berbagai elemen yang menciptakan gambaran lengkap tentang masyarakat modern.

Kritik Tersembunyi: Meskipun awalnya pujian, puisi ini mengungkapkan sebuah kritik yang tersembunyi. Retakan-retakan dalam gambaran langit yang disebutkan di akhir puisi mengisyaratkan bahwa ada sesuatu yang salah, bahwa kemajuan teknologi dan pertumbuhan ekonomi juga membawa dampak negatif, mungkin dalam bentuk kerusakan lingkungan atau ketidakseimbangan sosial.

Kemajuan Teknologi: Puisi ini mencerminkan dampak kemajuan teknologi dan globalisasi pada masyarakat modern. Potret dinding tersebut mencakup elemen-elemen yang mencerminkan kehidupan modern, seperti transportasi, telekomunikasi, dan industri.

Keragaman Manusia: Puisi juga menekankan keragaman manusia dalam berbagai aspek, termasuk usia, etnisitas, dan kehidupan sehari-hari. Ini menciptakan gambaran tentang masyarakat yang beragam dan multikultural.

Perubahan Visual: Puisi ini berbicara tentang perubahan visual dalam gambaran dunia yang dapat terjadi seiring berjalannya waktu. Gambaran pemandangan yang penuh warna akhirnya menjadi terbatas pada warna jingga, abu-abu, dan hitam, menciptakan perasaan nostalgia dan keprihatinan.

Secara keseluruhan, "Untuk Hadiah Potret Dinding, Terima kasih, Man" adalah puisi yang memadukan pujian terhadap kemajuan teknologi dan kritik terhadap dampaknya yang tersembunyi. Puisi ini menimbulkan pertanyaan tentang harga yang harus dibayar oleh masyarakat modern atas perkembangan pesatnya dalam era digital dan globalisasi.

Puisi Taufiq Ismail
Puisi: Untuk Hadiah Potret Dinding, Terima kasih, Man
Karya: Taufiq Ismail

Biodata Taufiq Ismail:
  • Taufiq Ismail lahir pada tanggal 25 Juni 1935 di Bukittinggi, Sumatera Barat.
  • Taufiq Ismail adalah salah satu Sastrawan Angkatan '66.
© Sepenuhnya. All rights reserved.