Puisi: Bersama Para TKW (Karya Agus R. Sarjono)

Puisi "Bersama Para TKW" karya Agus R. Sarjono mengangkat isu yang mendalam dan kontemplatif mengenai pengalaman para Tenaga Kerja Wanita (TKW) ....
Bersama Para TKW


Aku memandang wajah-wajah saudaraku
dengan mata berembun
berbaris ke negeri orang
ke negeri para majikan.

Apakah yang mereka renungkan?
Wajah para tuan yang memungkinkan mereka naik
pesawat terbang
memperkenalkan peradaban dunia, musim dan bendera
berbeda.

Atau mereka bayangkan
tanah air hamparan negeri dengan berbagai sebutan
dan lagu-lagu yang ditanam guru-guru sekolah ke
dalam batin

Juga potret-potret pahlawan yang mengabur
dan kini digantikan orang-orang berbaju safari
dan pakaian seragam
yang begitu sering mondar-mandir di jalanan nasib
mereka.

Begitu royal para petinggi itu
menghibahkan berbagai perintah, pungutan dan
larangan
hingga tiba-tiba semua orang menjadi akrab
dengan berbagai macam kehilangan

Dari atas pesawat,
kupandangi hamparan tanah air hijau dan lapang,
namun begitu sempit hingga mereka tak mampu
bahkan untuk sekedar menarik nafas dan membangun
kehidupan.

Ketika waktu makan tiba
kulihat begitu lahap mereka santap sajian di
pesawat:

Ikan tuna saus mentega,
nasi gurih panas,
kue coklat krim buah,
segelas sari jeruk.

Seperti hidangan raja-raja,
mungkin begitu batin mereka.
Dan kini kulihat mereka sepenuhnya
siap menjadi sahaya di mana saja di dunia.

Sumber: Suatu Cerita dari Negeri Angin (2001)

Analisis Puisi:
Puisi "Bersama Para TKW" karya Agus R. Sarjono mengangkat isu yang mendalam dan kontemplatif mengenai pengalaman para Tenaga Kerja Wanita (TKW) yang merantau ke luar negeri untuk bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Puisi ini menggambarkan perasaan, pikiran, dan pengalaman mereka dalam menghadapi tantangan sosial dan budaya di negeri orang.

Pengalaman TKW Merantau: Puisi ini menggambarkan perjalanan para TKW yang berangkat ke negeri orang untuk bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Pengalaman mereka terlihat melalui pandangan penyair yang penuh empati, yang memandang wajah-wajah saudaranya dengan mata berembun. Penggunaan kata "saat berbaris ke negeri orang" mengindikasikan perjalanan mereka yang tak hanya fisik, tetapi juga menggambarkan perubahan kehidupan dan identitas mereka.

Perenungan dan Harapan: Penyair mempertanyakan apa yang dipikirkan oleh para TKW selama perjalanan mereka ke negeri majikan. Apakah mereka merenungkan tentang perbedaan budaya, peradaban, dan simbol-simbol yang berbeda di negara baru? Ataukah mereka membayangkan tanah air dan kenangan-kenangan yang ditinggalkan? Puisi ini menggambarkan dinamika batin para TKW yang mungkin terbagi antara berbagai pikiran dan perasaan.

Pembandingan dengan Para Majikan: Puisi ini menciptakan pembandingan antara para TKW dan majikan mereka di negeri orang. Para majikan diwakili oleh "wajah para tuan" yang naik pesawat terbang dan memperkenalkan peradaban serta budaya yang berbeda. Pembandingan ini mencerminkan ketidaksetaraan sosial dan ekonomi yang dialami oleh para TKW dalam konteks kerja migran.

Keinginan dan Kehilangan: Puisi ini menggambarkan keinginan dan impian para TKW yang berangkat merantau. Mereka membawa harapan tentang perubahan hidup dan kehidupan yang lebih baik. Namun, penggambaran potret-potret pahlawan yang mengabur dan digantikan oleh orang-orang berbaju safari mencerminkan perasaan kehilangan terhadap jati diri dan nilai-nilai budaya.

Keterbatasan dan Kehidupan Mereka: Puisi ini menggambarkan pemandangan dari pesawat terbang saat melihat hamparan tanah air yang terasa sempit, namun hijau dan lapang. Hal ini menciptakan kontras antara keindahan alam dan keterbatasan hidup para TKW. Mereka dihadapkan pada kenyataan bahwa meskipun tanah air mereka indah, mereka tidak mampu membangun kehidupan yang layak di sana.

Kontras Kehidupan: Puisi ini menciptakan kontras antara kehidupan para TKW yang merantau dengan kehidupan mewah para majikan yang merasa akrab dengan berbagai macam kehilangan. Bagi para TKW, mereka mengalami kehilangan akan tanah air, budaya, dan keluarga, sementara bagi para majikan, kehilangan diartikan dalam konteks yang berbeda.

Pembedaan Sosial dan Kehidupan Saat Ini: Penyair menggambarkan perbedaan sosial dan ekonomi antara para TKW dan majikan mereka. Penggambaran santapan mewah para majikan di pesawat menyoroti ketidaksetaraan yang ada. Selain itu, perbedaan ini menciptakan kesadaran tentang ketidaksetaraan dan tantangan yang dihadapi oleh para TKW dalam menjalani kehidupan merantau.

Puisi "Bersama Para TKW" oleh Agus R. Sarjono menggambarkan perjalanan dan pengalaman emosional para Tenaga Kerja Wanita (TKW) yang merantau ke luar negeri. Puisi ini menggambarkan perenungan, perbedaan sosial, dan dinamika batin mereka dalam menghadapi tantangan budaya dan ekonomi di negeri orang. Melalui penggambaran ini, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan isu-isu penting yang terkait dengan migrasi, identitas, dan ketidaksetaraan sosial.

Agus R. Sarjono
Puisi: Bersama Para TKW
Karya: Agus R. Sarjono

Biodata Agus R. Sarjono:
  • Agus R. Sarjono lahir pada tanggal 27 Juli 1962 di Ban­dung, Jawa Barat, Indonesia.
  • Agus R. Sarjono aktif menulis puisi, esai, cerpen, kritik, dan drama. Ia juga dikenal sebagai editor dan penerjemah.
© Sepenuhnya. All rights reserved.