Puisi: Dialog Senja (Karya Ahmadun Yosi Herfanda)

Puisi: Dialog Senja Karya: Ahmadun Yosi Herfanda
Dialog Senja


Tuhan menegurku ketika daun-daun
gugur di depan pintu. Bunga pun layu
runtuh di tamanmu dan kau termangu
sambil meremas jemariku yang gemetar
dalam rasa paling beku.

Dapatkah kini kau tertawa seperti biasa
sambil kau kibarkan rambutmu di udara
bagai lembang kemenangan dan cinta?
- Syukurilah anugerah dalam tiap helaan
nafas kita, hari-hari yang berlalu penuh makna
setelah hidup dan menghidupi semesta, katamu
sambil menyibak tirai jendela
hingga hari makin cepat senja.

Tuhan pun menegurku ketika
lembar-lembar usia berjatuhan
di buku harian. Tenanglah
tanganku yang dingin dan renta
akan meraihmu ke balik cahaya.


1991

Sumber: Sembahyang Rumputan (1996)

Analisis Puisi:
Puisi "Dialog Senja" karya Ahmadun Yosi Herfanda memiliki beberapa hal menarik berikut:
  1. Hubungan dengan Tuhan: Puisi ini mencerminkan hubungan intim antara penyair dengan Tuhan. Penulis merasakan teguran Tuhan melalui alam, seperti gugurnya daun-daun dan kematian bunga. Hal ini mencerminkan kepekaan spiritual penulis dan kesadaran akan kehadiran Tuhan dalam kehidupan sehari-hari.
  2. Keindahan alam: Puisi ini menggambarkan keindahan alam dalam senja. Penyair menggambarkan gambaran senja yang dramatis dengan menyebutkan rambut yang dikibarkan di udara seperti lembang kemenangan dan cinta. Puisi ini mengajak pembaca untuk menghargai keindahan alam dan menemukan makna dalam setiap momen yang berlalu.
  3. Refleksi tentang hidup: Puisi ini mencerminkan refleksi penyair tentang arti hidup dan pentingnya mensyukuri setiap momen. Penyair mengingatkan kita untuk menghargai anugerah dalam setiap napas dan melihat hari-hari yang berlalu sebagai penuh makna. Puisi ini mengajak kita untuk menjalani hidup dengan kesadaran dan rasa syukur.
  4. Kematian dan harapan akan kehidupan setelahnya: Puisi ini menyentuh tema kematian dan harapan akan kehidupan setelahnya. Penyair menggambarkan lembar-lembar usia yang berjatuhan di buku harian dan mengajak pembaca untuk tenang menghadapi kematian yang akan membawa mereka ke balik cahaya. Puisi ini mengandung elemen spiritual dan mengajak kita untuk merenungkan tentang arti kehidupan dan akhirat.
Puisi ini menghadirkan gambaran hubungan spiritual dengan Tuhan, keindahan alam, refleksi tentang hidup, dan penerimaan terhadap kematian. Dengan menggunakan bahasa metaforis dan imajinatif, penulis mengajak pembaca untuk merenungkan tentang hakikat kehidupan dan menemukan kedamaian dalam hubungan dengan Tuhan dan alam semesta.

Ahmadun Yosi Herfanda
Puisi: Dialog Senja
Karya: Ahmadun Yosi Herfanda

Biodata Ahmadun Yosi Herfanda:
  • Ahmadun Yosi Herfanda (kadang ditulis Ahmadun Y. Herfanda atau Ahmadun YH) adalah seorang penulis puisi, cerpen, esai, sekaligus berprofesi sebagai jurnalis dan editor berkebangsaan Indonesia yang lahir pada tanggal 17 Januari 1958.
  • Karya-karyanya pernah dimuat di berbagai media-media massa, semisal: Horison, Kompas, Media Indonesia, Republika, Bahana, dan Ulumul Qur'an.
© Sepenuhnya. All rights reserved.