Puisi: Indonesia Hari Ini (Karya Cucuk Espe)

Puisi "Indonesia Hari Ini" karya Cucuk Espe mengajukan pertanyaan kritis dan merayu Tuhan untuk membawa perubahan dan harapan baru bagi bangsa ...
Indonesia Hari Ini


Apakah aku selalu terus diam
Melihat negeri dipenuhi gambar-gambar buram
Apakah aku mesti berpangku tangan
Melihat negeri kehilangan wajah Tuhan
Indonesiaku, letih dan tertatih-tatih
Merah tak lagi bersanding putih

Apa yang bisa kulakukan melalui puisi
Untaian kata mampukah mengubah hati
Jika kesadaran tertimbun kepongahan
-; Apakah aku akan terus diam?

Lihatlah!
Barisan gagak bertengger di puncak tiang bendera
Ribuan kelelawar menyanyikan himne kehancuran
Indonesiaku hari ini, Indonesiaku hari ini
Kehilangan pemimpin berhati puisi

Dan anak-anak bangsa pun terlantar
Di lorong sepi tanpa cerah suar
-; Beginilah Indonesia hari ini
Mohon Tuhan bicara kembali.


2011

Analisis Puisi:
Puisi "Indonesia Hari Ini" karya Cucuk Espe menciptakan gambaran puitis tentang kondisi Indonesia pada saat itu.

Keluhan dan Keprihatinan: Puisi ini dibuka dengan pertanyaan retoris yang mencerminkan keluhan dan keprihatinan terhadap kondisi Indonesia saat itu. Penyair menyuarakan ketidakpuasannya terhadap keadaan yang terlihat suram dan tanpa harapan.

Kehilangan Identitas dan Kebangsaan: Ungkapan "Merah tak lagi bersanding putih" menyiratkan kehilangan identitas dan semangat kebangsaan. Warna merah dan putih pada bendera Indonesia biasanya melambangkan keberanian dan kesucian, tetapi dalam konteks puisi ini, warna-warna tersebut kehilangan maknanya.

Tanggung Jawab Puisi: Penyair merenungkan apakah puisi memiliki kekuatan untuk mengubah hati dan menyadarkan masyarakat. Pertanyaan retoris ini menunjukkan keraguan dan rasa tanggung jawab penyair terhadap peran puisi dalam menggugah kesadaran.

Kritik Terhadap Pemimpin: Barisan gagak dan kelelawar di puncak tiang bendera menggambarkan kritik terhadap pemimpin yang dianggap kehilangan semangat kebangsaan. Keadaan yang digambarkan melalui simbolisme ini menciptakan gambaran tentang ketidakstabilan kepemimpinan.

Kelalaian Terhadap Anak-Anak Bangsa: Penyair menyampaikan kelalaian terhadap nasib anak-anak bangsa yang terlantar di lorong sepi. Ini menciptakan gambaran keterpurukan dan keputusasaan dalam hal pendidikan dan perlindungan anak-anak.

Harapan pada Tuhan: Puisi berakhir dengan seruan kepada Tuhan untuk bicara kembali. Ini menciptakan nada harapan bahwa hanya dengan campur tangan Tuhan, keadaan Indonesia dapat dipulihkan.

Puisi "Indonesia Hari Ini" menciptakan gambaran yang kuat dan mendalam tentang ketidakpuasan dan keprihatinan penyair terhadap kondisi Indonesia pada saat itu. Melalui ekspresi puitisnya, Cucuk Espe mengajukan pertanyaan kritis dan merayu Tuhan untuk membawa perubahan dan harapan baru bagi bangsa Indonesia.

"Cucuk Espe"
Puisi: Indonesia Hari Ini
Karya: Cucuk Espe
© Sepenuhnya. All rights reserved.