Puisi: Kamar yang Terbuat dari Laut (Karya Afrizal Malna)

Puisi "Kamar yang Terbuat dari Laut" karya Afrizal Malna mempersembahkan gambaran yang mendalam tentang identitas, nostalgia, dan ikatan emosional ...
Kamar yang Terbuat dari Laut

Masa kanak-kanakmu terbuat dari sebuah pulau, Ram, di Tomia, Buton. Setiap malam, di antara suara batukku, demam yang tinggi, aku mendengar nafas laut. Laut yang tak punya listrik. Laut yang menyimpan masa kanak-kanakmu. Sebuah kamar yang dihuni orang-orang Bajau. Mereka, laut, kamar dan orang-orang Bajau itu, bercerita tentang ...

Lidahku jatuh dekat ujung sepatuku. Laut memiliki sebuah kamar di atas bukit Kahiyanga. Ikan-ikan dan batu karang juga punya sebuah kamar di situ. Aku harus menggunakan lidahku sendiri untuk membukanya. Dan suara batuk, dan demam. Dan pulau yang bising oleh pengendara-pengendara ojek. Kamarmu itu, tempat bahasa melompat-lompat seperti ada api yang terus membakarnya.

Setiap malam, aku seperti mendengar nafas laut, ikan lumba-lumba yang sedang menidurkan anaknya ... wa ina wandiu diu ... malam tak pernah memukuli anak-anaknya di dasar laut. Malam tak pernah membuat dirimu terus menangis setelah bangun tidur. Lalu pulaumu itu, Tomia, mengambil batuk dan demamku dengan jari-jarinya yang terbuat dari tulang-tulang ikan, dengan jari-jarinya yang terbuat dari darah ikan. Laut tempat waktu melukis seluruh warna di permukaannya. Laut yang membuat kerudung ibumu seperti lempengan emas di senja hari. Sebuah hempasan waktu yang telah menelan seluruh leherku.

Kamar yang terbuat dari laut itu kemudian bercerita ... kau telah menjadi seorang ibu, Ram, untuk masa kanak-kanakmu sendiri.

Analisis Puisi:

Puisi "Kamar yang Terbuat dari Laut" karya Afrizal Malna adalah sebuah karya sastra yang mempersembahkan gambaran yang mendalam tentang identitas, nostalgia, dan ikatan emosional dengan lingkungan masa kecil. Melalui penggunaan imaji yang kuat dan bahasa yang memikat, penyair menghadirkan pengalaman yang terasa intim dan personal.

Identitas dan Nostalgia: Penyair menggambarkan masa kanak-kanak sang tokoh, Ram, yang terhubung erat dengan lingkungannya di sebuah pulau di Buton. Penggunaan kata "Kamar yang Terbuat dari Laut" menjadi metafora bagi identitas dan hubungan dekat Ram dengan lingkungan lautnya. Pulau, laut, dan budaya Bajau menjadi bagian tak terpisahkan dari dirinya, menciptakan ikatan nostalgia yang mendalam.

Pengalaman Sensorik: Puisi ini membangkitkan pengalaman sensorik yang kuat dengan menggambarkan suara dan aroma laut, serta penggunaan lidah sebagai alat pembuka kamar. Imaji tentang suara nafas laut, batuk, demam, dan kebisingan pulau menciptakan suasana yang hidup dan menyentuh.

Hubungan Emosional dengan Lingkungan: Penyair menyoroti hubungan emosional yang dalam antara individu dan lingkungan alamnya. Pulau, laut, dan budaya Bajau tidak hanya menjadi latar belakang, tetapi juga bagian integral dari kehidupan dan pengalaman Ram. Hal ini menekankan pentingnya hubungan manusia dengan alam dan budaya lokal dalam membentuk identitas seseorang.

Transisi ke Kehidupan Dewasa: Puisi ini menggambarkan transisi Ram dari masa kanak-kanak ke kehidupan dewasa, di mana ia menjadi seorang ibu untuk masa kanak-kanaknya sendiri. Ini mencerminkan perjalanan emosional dan spiritual seseorang dalam menjalani kehidupan, serta penerimaan akan peran dan tanggung jawab baru dalam kehidupan.

Puisi "Kamar yang Terbuat dari Laut" menghadirkan sebuah perjalanan emosional dan spiritual yang menggugah. Dengan penggunaan imaji yang kuat dan bahasa yang menggugah, Afrizal Malna berhasil menciptakan sebuah karya sastra yang mempersembahkan pengalaman manusia yang mendalam tentang identitas, nostalgia, dan ikatan emosional dengan lingkungan alam dan budaya lokalnya.

Puisi Afrizal Malna
Puisi: Kamar yang Terbuat dari Laut
Karya: Afrizal Malna

Biodata Afrizal Malna:
  • Afrizal Malna lahir pada tanggal 7 Juni 1957 di Jakarta.
© Sepenuhnya. All rights reserved.