Analisis Puisi:
Puisi "Kita Tidak Sedang Menunggu" karya Beni Setia adalah sebuah karya sastra yang menghadirkan refleksi tentang kehidupan, keabadian, kebebasan, dan kebersamaan. Dalam puisi ini, Setia menyajikan sebuah gambaran tentang kebebasan dari keterbatasan dan panggilan untuk kebersamaan yang lebih dalam.
Kebebasan dari Keterbatasan: Di bait pertama, Setia mengeksplorasi konsep kebebasan dari keterbatasan waktu dan kefanaan. Dalam pandangan Setia, manusia tidak terikat pada waktu atau umur; mereka meluncur masuk ke dalam keabadian meskipun mungkin akan tetap menderita. Puisi ini menawarkan pandangan bahwa kehidupan manusia melampaui batasan-batasan waktu dan ruang.
Panggilan untuk Kebangkitan dan Kebersamaan: Di bait kedua, Setia mengajak untuk merobohkan benteng-benteng dan menghapus batas-batas yang memisahkan manusia. Dia menyerukan untuk menggantikan pembatas dengan jalan-jalan yang membawa pada keakraban dan kebersamaan. Setia menekankan pentingnya solidaritas dan kerjasama dalam membangun hubungan yang harmonis di antara manusia.
Penggambaran Warna sebagai Simbol: Penggunaan warna dalam bait ketiga menjadi simbol keberagaman dan kesatuan. Warna kuning gading dan hijau muda mewakili keindahan dan kehidupan yang cerah, sementara merah, putih, dan hitam mungkin melambangkan konflik, ketegangan, atau perbedaan. Melalui pemilihan warna, Setia menekankan pentingnya harmoni, perdamaian, dan kebersamaan di antara umat manusia.
Keharmonisan dan Kebahagiaan: Bait terakhir menekankan pentingnya tersenyum, menyapa, dan berbagi dengan sesama. Setia menggambarkan pentingnya interaksi manusia yang penuh dengan kebaikan, kepedulian, dan kasih sayang. Puisi ini menunjukkan bahwa kebahagiaan dan keberhasilan sejati terletak dalam hubungan yang harmonis dan kerjasama antara individu-individu.
Puisi "Kita Tidak Sedang Menunggu" karya Beni Setia adalah sebuah refleksi tentang kebebasan, kebersamaan, dan keharmonisan dalam kehidupan manusia. Melalui penggunaan bahasa yang padat dan imajinatif, Setia mengeksplorasi konsep kebebasan dari keterbatasan dan panggilan untuk kebersamaan yang lebih dalam di antara umat manusia. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan pentingnya menggantikan batasan dan konflik dengan perdamaian, harmoni, dan kasih sayang di dalam hubungan antarmanusia.
Biodata Beni Setia:
- Beni Setia lahir pada tanggal 1 Januari 1954 di Soreang, Bandung Selatan, Jawa Barat, Indonesia.