Analisis Puisi:
Puisi "Kopi Jawa" karya Agus R. Sarjono menggambarkan gambaran metaforis tentang kopi Jawa dan mengaitkannya dengan elemen-elemen budaya, legenda, dan kenangan. Puisi ini menghadirkan suasana dan makna yang mendalam melalui penggunaan bahasa dan imaji yang khas.
Citra Bijih-Bijih Legenda: Puisi dimulai dengan menyebutkan "bijih-bijih legenda" yang ada dan tiada, menciptakan gambaran bahwa kopi Jawa memiliki nilai dan makna yang mendalam, seperti mutiara hitam yang tertanam di jubah malam. Penggunaan metafora ini memberikan kesan bahwa kopi Jawa memiliki sejarah dan cerita-cerita yang tersembunyi.
Perjalanan dan Transformasi: Kopi Jawa dianggap "berlayar ke mancanegara" dan menjelma menjadi "lagu dan seduhan rindu." Ini menggambarkan perjalanan dan transformasi kopi Jawa dari biji kopi menjadi minuman yang memiliki nilai sentimental dan emosional bagi banyak orang. Konsep perjalanan juga merujuk pada sejarah perjalanan kopi dari Jawa ke berbagai belahan dunia.
Mengikat Kenangan Puitis: Puisi ini menggambarkan kopi Jawa sebagai pengikat kenangan puitis, yang merujuk pada nilai budaya dan tradisi yang dihubungkan dengan minuman ini. Kopi Jawa menjadi simbol untuk mengenang tempat-tempat dan momen-momen yang kaya akan makna.
Ladang-Ladang Tropis dan Air Mata: Puisi berakhir dengan menyebutkan "ladang-ladang tropis yang subur dibasuh air mata," menciptakan kontras antara kesuburan ladang dan air mata yang menetes. Ini dapat diartikan sebagai representasi dari kerja keras dan usaha manusia dalam menanam dan mengolah biji kopi, yang kemudian menghasilkan kenikmatan bagi banyak orang, namun juga mengandung sejarah dan pengorbanan.
Puisi "Kopi Jawa" oleh Agus R. Sarjono memberikan gambaran tentang kopi Jawa sebagai simbol budaya, legenda, perjalanan, dan kenangan. Melalui imaji dan bahasa yang kuat, puisi ini merangkai sebuah narasi yang menghubungkan kopi dengan elemen-elemen budaya dan emosional, serta mengajak pembaca untuk merenungkan makna yang lebih dalam di balik secangkir kopi Jawa.