Puisi: Mei (Karya Joko Pinurbo)

Puisi "Mei" karya Joko Pinurbo mengundang pembaca untuk merenungkan tentang konsep-konsep yang lebih luas dalam konteks perasaan cinta, ...
Mei
: Jakarta, 1998


Tubuhmu yang cantik, Mei
telah kaupersembahkan kepada api.
Kau pamit mandi sore itu.
Kau mandi api.

Api sangat mencintaimu, Mei.
Api mengecup tubuhmu
sampai lekuk-lekuk tersembunyi.
Api sangat mencintai tubuhmu
sampai dilumatnya yang cuma warna,
yang cuma kulit, yang cuma ilusi.

Tubuh yang meronta dan meleleh
dalam api, Mei
adalah juga tubuh kami.
Api ingin membersihkan tubuh maya
dan tubuh dusta kami
dengan membakar habis
tubuhmu yang cantik, Mei.

Kau sudah selesai mandi, Mei.
Kau sudah mandi api.
Api telah mengungkapkan rahasia cintanya
ketika tubuhmu hancur dan lebur
dengan tubuh bumi;
ketika tak ada lagi yang mempertanyakan
nama dan warna kulitmu, Mei.


2000

Sumber: Celana Pacarkecilku di Bawah Kibaran Sarung (2007)

Analisis Puisi:
Puisi "Mei" karya Joko Pinurbo adalah karya sastra yang memadukan elemen cinta, kecantikan, dan simbolisme. Dalam puisi ini, pengarang menggunakan bahasa metafora yang kuat untuk menyampaikan pesan-pesan yang lebih dalam.

Kehancuran dalam Api: Puisi ini dibuka dengan gambaran bahwa tubuh Mei telah diserahkan kepada api. Ini adalah metafora yang digunakan untuk menggambarkan pemahaman akan kehancuran dan perubahan. Api adalah simbol kekuatan alam yang dapat menghancurkan, tetapi juga dapat membersihkan dan memulihkan. Dalam konteks ini, api mewakili perubahan atau transformasi yang dapat membebaskan seseorang dari belenggu atau batasan.

Cinta yang Kuat: Puisi ini menciptakan penggambaran cinta yang kuat dan intens terhadap Mei. Api yang mencintainya sampai merasakan setiap lekuk tubuhnya adalah metafora dari ketertarikan dan obsesi yang mendalam. Ini menciptakan gambaran bahwa cinta kadang-kadang dapat menjadi destruktif, seperti api yang dapat memusnahkan.

Pembersihan dan Pemulihan: Api yang mencintai Mei juga diinterpretasikan sebagai elemen yang membersihkan tubuh dan jiwa Mei. Pembersihan ini menciptakan ide pemurnian dan pemulihan. Pengarang mungkin ingin menggambarkan bahwa pemahaman akan diri sendiri dan transformasi dapat membawa pemulihan.

Identitas dan Kebangsaan: Beberapa elemen puisi ini, seperti warna kulit, menyoroti konsep identitas dan stereotip yang sering kali diperdebatkan dalam konteks kebangsaan. Api yang menghancurkan batasan ini diinterpretasikan sebagai upaya untuk membuktikan bahwa identitas Mei bukan hanya tentang warna kulit atau nama, tetapi tentang keseluruhan manusia di balik itu.

Puisi dengan Lapisan Makna: Puisi "Mei" adalah karya yang memiliki lapisan makna yang mendalam. Meskipun puisi ini menggambarkan kisah cinta dan tubuh yang hancur dalam api, ada pesan yang lebih dalam tentang perubahan, identitas, dan pemulihan yang dapat diinterpretasikan oleh pembaca.

Dengan menggunakan simbolisme yang kuat, Joko Pinurbo menciptakan sebuah puisi yang mengundang pembaca untuk merenungkan tentang konsep-konsep yang lebih luas dalam konteks perasaan cinta, transformasi diri, dan identitas.

"Puisi: Mei (Karya Joko Pinurbo)"
Puisi: Mei
Karya: Joko Pinurbo
© Sepenuhnya. All rights reserved.