Puisi: Sajak Embun (Karya Ahmadun Yosi Herfanda)

Puisi "Sajak Embun" karya Ahmadun Yosi Herfanda menggambarkan hubungan antara manusia, Tuhan, dan alam dalam konteks spiritual.
Sajak Embun


Hanya karena cinta embun menetes
dari ujung bulu mata-Mu, membasahi
rumput dan daun-daun, lalu meresap
ke jantungku. Cacing-cacing pun berzikir
pada-Mu, mensyukuri kodratnya tiap waktu.

Siapa yang menolak bersujud pada-Mu
yang tak bersyukur karena karunia-Mu?
Barangkali hanya orang-orang congkak itu
orang-orang yang berjalan dengan kepala
mendongak ke langit sambil melirik
dengan cibiran harimau.

Hanya karena cinta hujan menetes
dari sudut pelupuk mata-Mu, membasahi rambutku
menyusup ke pori-pori tubuh, syaraf dan nadi
menghijaukan kembali taman hatiku
burung-burung pun bernyanyi karenaku
berzikir dan bersujud padamu
– Ya Allah, ampuni adaku pada-Mu!


Yogyakarta, 1990/2007

Analisis Puisi:
Puisi "Sajak Embun" karya Ahmadun Yosi Herfanda adalah karya sastra yang penuh dengan makna spiritual dan kekaguman terhadap alam. Puisi ini menggambarkan hubungan antara manusia dengan Tuhan dan alam, dengan embun dan hujan sebagai simbol-simbol utamanya.

Kedalaman Spiritual: Puisi ini menggambarkan kedalaman spiritual penulis dan pengalaman kontemplatifnya. Embun dan hujan digambarkan sebagai karunia dari Tuhan yang datang untuk mengingatkan manusia akan keagungan-Nya. Hal ini menciptakan nuansa kerendahan hati dan perasaan bersyukur.

Simbol Embun dan Hujan: Embun dan hujan digunakan sebagai simbol-simbol dalam puisi ini. Embun melambangkan kehadiran Tuhan yang meresap dalam alam dan dalam diri manusia. Hujan melambangkan berkat dan rahmat Tuhan yang melimpah, memberikan kehidupan dan kehijauan kepada alam.

Kebesaran Tuhan: Penyair mengekspresikan rasa kagum dan keterpesonaannya terhadap Tuhan yang besar. Ia melihat tanda-tanda kebesaran Tuhan dalam embun, hujan, dan alam semesta. Puisi ini menciptakan atmosfer spiritual yang mendalam.

Kecerdasan Alam: Puisi ini menciptakan gambaran tentang kecemerlangan alam. Cacing-cacing yang berzikir dan syukur kepada Tuhan dianggap sebagai bagian dari harmoni alam. Alam digambarkan sebagai entitas yang cerdas yang juga merasakan dan bersujud kepada Tuhan.

Kerendahan Hati dan Penyesalan: Puisi ini menciptakan perasaan kerendahan hati dan penyesalan atas dosa-dosa manusia. Penulis merasa bersalah atas tindakannya dan berdoa kepada Tuhan untuk mengampuninya. Ini menciptakan nuansa spiritualitas yang mendalam dan memerahkan mata kita pada pentingnya tindakan penyesalan dan tobat.

Puisi "Sajak Embun" adalah karya yang menggambarkan hubungan antara manusia, Tuhan, dan alam dalam konteks spiritual. Embun dan hujan digambarkan sebagai simbol-simbol kehadiran Tuhan yang memperkaya dan memberkati alam semesta. Puisi ini menciptakan perasaan kagum, kerendahan hati, dan penyesalan dalam diri pembaca, mengajak kita untuk merenungkan makna spiritual dalam alam dan kehidupan manusia.

Ahmadun Yosi Herfanda
Puisi: Sajak Embun
Karya: Ahmadun Yosi Herfanda

Biodata Ahmadun Yosi Herfanda:
  • Ahmadun Yosi Herfanda (kadang ditulis Ahmadun Y. Herfanda atau Ahmadun YH) adalah seorang penulis puisi, cerpen, esai, sekaligus berprofesi sebagai jurnalis dan editor berkebangsaan Indonesia yang lahir pada tanggal 17 Januari 1958.
  • Karya-karyanya pernah dimuat di berbagai media-media massa, semisal: Horison, Kompas, Media Indonesia, Republika, Bahana, dan Ulumul Qur'an.
© Sepenuhnya. All rights reserved.