Puisi: Sajak Sepotong Roti (Karya Ahmadun Yosi Herfanda)

Puisi "Sajak Sepotong Roti" menggugah kesadaran tentang realitas sosial yang kompleks dan mengundang pembaca untuk merenungkan tentang kemanusiaan, ..
Sajak Sepotong Roti

Sepotong roti
tergeletak
di atas meja
di sebelahnya
sebatang garpu
sebilah pisau
dan sebutir telur
gelisah menatapnya.

Sepotong roti
sebutir telur
sebatang garpu
sebilah pisau
gemetar di atas meja
ketika di depan pintu
seorang gelandangan
sambil menelan ludah
lapar menatapnya.

Sepotong roti
dan sebutir telur
menitikkan air mata
ketika seorang
konglomerat
membuka mulut
menyantapnya.

1991

Sumber: Sembahyang Rumputan (1996)

Analisis Puisi:
Puisi "Sajak Sepotong Roti" karya Ahmadun Yosi Herfanda adalah sebuah karya yang menggambarkan realitas sosial yang kompleks dan kontras dalam masyarakat.

Simbolisme Roti, Telur, Garpu, dan Pisau: Setiap elemen dalam puisi ini memiliki makna simbolis yang mendalam. Roti, telur, garpu, dan pisau mewakili kebutuhan dasar manusia akan makanan dan alat untuk mengkonsumsinya. Mereka juga merupakan metafora kehidupan sehari-hari dan kompleksitas hubungan antara individu-individu dalam masyarakat.

Ketidaksetaraan Sosial: Puisi ini menggambarkan ketidaksetaraan sosial yang nyata dalam masyarakat. Meskipun semua orang memiliki kebutuhan dasar yang sama, ada perbedaan besar dalam cara kebutuhan ini dipenuhi. Gelandangan yang lapar di depan pintu, sementara seorang konglomerat dengan mudah menyantap roti dan telur, mencerminkan kesenjangan sosial yang ada.

Perasaan Gelisah dan Kekhawatiran: Penggunaan kata-kata seperti "gelisah" dan "gemetar" menggambarkan perasaan emosional dari roti, telur, garpu, dan pisau. Mereka tidak hanya menjadi objek dalam puisi, tetapi juga memiliki kehidupan dan perasaan mereka sendiri. Hal ini mengundang pembaca untuk merenungkan tentang empati dan pemahaman terhadap kondisi manusia lainnya.

Kontras Antara Kebutuhan dan Kemewahan: Kontras antara kebutuhan dasar dan kemewahan yang ditunjukkan oleh gelandangan dan konglomerat menyoroti kesenjangan sosial yang menyedihkan. Meskipun roti dan telur adalah makanan sederhana, kehadirannya dapat menimbulkan perasaan lapar, kepuasan, atau bahkan kesedihan, tergantung pada konteks sosial dan ekonomi.

Refleksi tentang Kemanusiaan: Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan nilai-nilai kemanusiaan dan tanggung jawab sosial terhadap mereka yang kurang beruntung dalam masyarakat. Perasaan perhatian terhadap orang lain, terutama yang membutuhkan, menjadi tema sentral dalam puisi ini.

Dengan demikian, puisi "Sajak Sepotong Roti" adalah sebuah karya yang menggugah kesadaran tentang realitas sosial yang kompleks dan mengundang pembaca untuk merenungkan tentang kemanusiaan, empati, dan keadilan dalam masyarakat.

Ahmadun Yosi Herfanda
Puisi: Sajak Sepotong Roti
Karya: Ahmadun Yosi Herfanda

Biodata Ahmadun Yosi Herfanda:
  • Ahmadun Yosi Herfanda (kadang ditulis Ahmadun Y. Herfanda atau Ahmadun YH) adalah seorang penulis puisi, cerpen, esai, sekaligus berprofesi sebagai jurnalis dan editor berkebangsaan Indonesia yang lahir pada tanggal 17 Januari 1958.
  • Karya-karyanya pernah dimuat di berbagai media-media massa, semisal: Horison, Kompas, Media Indonesia, Republika, Bahana, dan Ulumul Qur'an.
© Sepenuhnya. All rights reserved.