Puisi: Sungai Iman (Karya Ahmadun Yosi Herfanda)

Puisi "Sungai Iman" menghadirkan gambaran keimanan sebagai perjalanan spiritual yang tak pernah berakhir. Dengan menggunakan metafora sungai dan ...
Sungai Iman


Sungai itu panjang sekali
mengalir ke dalam tubuhmu
dengan penuh cinta aku pun berlayar
bersenandung dalam konser ikan-ikan.

Sungai itu dalam sekali
berpusar dalam palung jiwamu
dengan penuh gairah aku pun menyelam
menangkap makna hidup pada mata kerang.

Sungai itu panjang sekali
di arusnya aku memburumu
tak sampai-sampai.


1990

Sumber: Sembahyang Rumputan (1996)

Analisis Puisi:
Puisi "Sungai Iman" membawa pembaca pada perjalanan spiritual yang mendalam, menghubungkan kehidupan dengan sungai sebagai simbol keimanan.

Metafora Sungai sebagai Keimanan: Sungai dalam puisi ini dianggap sebagai lambang keimanan. Melalui metafora sungai, penyair menyampaikan pandangannya tentang aliran spiritual yang panjang dan dalam, memperlihatkan kedalaman keimanan.

Penyelaman dalam Jiwa: Ungkapan "mengalir ke dalam tubuhmu" dan "berpusar dalam palung jiwamu" menggambarkan penyelaman spiritual dalam diri seseorang. Keimanan bukan sekadar permukaan, tetapi mencapai dimensi terdalam jiwa.

Hubungan dengan Alam: Konser ikan-ikan dan mata kerang memberikan dimensi alamiah pada pengalaman keimanan. Penyair menyatukan pengalaman spiritual dengan kehidupan alam, menciptakan keterkaitan erat antara manusia dan lingkungannya.

Cinta dan Gairah dalam Keimanan: Ungkapan "dengan penuh cinta" dan "dengan penuh gairah" menyoroti unsur cinta dan antusiasme dalam merasakan keimanan. Ini mencerminkan hubungan yang erat antara cinta dan keimanan dalam pandangan penyair.

Ketidaksampaian: Baris terakhir, "di arusnya aku memburumu, tak sampai-sampai," dapat diartikan sebagai pencarian yang tak pernah berakhir dalam mengejar makna keimanan. Keimanan seperti sungai yang tak terjangkau sepenuhnya, dan mencari makna kehidupan adalah perjalanan yang berkelanjutan.

Bahasa Puitis dan Simbolisme: Ahmadun Yosi Herfanda menggunakan bahasa puitis dan simbolisme untuk menciptakan suasana yang mendalam. Penggunaan kata-kata seperti "konser ikan-ikan" dan "mata kerang" merujuk pada keindahan alam dan keajaiban penciptaan.

Puisi "Sungai Iman" menghadirkan gambaran keimanan sebagai perjalanan spiritual yang tak pernah berakhir. Dengan menggunakan metafora sungai dan hubungan dengan alam, penyair mengajak pembaca untuk merenung tentang kedalaman keimanan dan makna hidup. Keindahan bahasa puitis dan simbolisme dalam puisi ini menciptakan pengalaman membaca yang mendalam dan menggugah spiritualitas.

Ahmadun Yosi Herfanda
Puisi: Sungai Iman
Karya: Ahmadun Yosi Herfanda

Biodata Ahmadun Yosi Herfanda:
  • Ahmadun Yosi Herfanda (kadang ditulis Ahmadun Y. Herfanda atau Ahmadun YH) adalah seorang penulis puisi, cerpen, esai, sekaligus berprofesi sebagai jurnalis dan editor berkebangsaan Indonesia yang lahir pada tanggal 17 Januari 1958.
  • Karya-karyanya pernah dimuat di berbagai media-media massa, semisal: Horison, Kompas, Media Indonesia, Republika, Bahana, dan Ulumul Qur'an.
© Sepenuhnya. All rights reserved.