Puisi: Syair Pindah Rumah (Karya Agus R. Sarjono)

Puisi "Syair Pindah Rumah" karya Agus R. Sarjono adalah sebuah perenungan yang mendalam tentang perpindahan tempat tinggal dan perubahan alamat.
Syair Pindah Rumah


Sambil mengemasi barang-barang dan kenangan,
berapa kali 
sebenarnya kita sanggup berpindah rumah,
mengubah alamat 
dan tempat pulang?

Pada saat-saat begini 
aku ingin tiduran saja
di atas gumpalan awan 
atau dadamu,
memandangi matahari terbit 
atau tenggelam
seperti raja-raja dan negeri-negeri 
pada dongengan silam.

Kupandangi engkau menyapu halaman
membersihkan guguran kenangan dan daun-daun
lalu membakarnya hingga sunyi membumbung
ke angkasa. Tapi kulihat juga orang-orang terusir
dari tanah-tanah leluhur, ladang dan sawah yang subur
menjadi pengembara sambil membawa-bawa sapu
dalam ingatan, melewati ribuan malam, ribuan siang
menggumamkan impian tentang rumah
dan sebuah halaman kecil untuk bisa disapu setiap pagi
agar anak-anak bisa berlarian di bawah matahari.
Tapi berapa kali 
sebenarnya dalam hidup kita sanggup
berpindah rumah, 
mengubah alamat dan tempat pulang?

Kulihat seekor laba-laba tertiup angin ke selokan
gugup mencari ranting-ranting pohonan
tempatnya selama ini
menganyam jaring-jaring rasa aman dan kenangan.
Tapi hanya air semata di sana tempat dunia
menjadi serba berbeda di antara katak dan ikan
tanpa serangga yang dikenal,
tanpa tetangga yang biasa meski matahari
dan hujan masih yang dulu juga. Di saat-saat begini
aku ingin tiduran saja di atas gumpalan awan

atau dadamu sambil menukar-nukar peta di cakrawala,
membayangkan sebuah rumah lain tempat kita
tak bakal berpindah dan terusir
selamanya.


1995

Sumber: Suatu Cerita dari Negeri Angin (2001)

Analisis Puisi:
Puisi "Syair Pindah Rumah" karya Agus R. Sarjono adalah sebuah perenungan yang mendalam tentang perpindahan tempat tinggal dan perubahan alamat. Puisi ini menggambarkan perasaan nostalgia, kehilangan, dan harapan dalam konteks perubahan yang terus-menerus terjadi dalam hidup.

Puisi ini dimulai dengan pertanyaan tentang seberapa sering kita sanggup berpindah rumah, mengubah alamat, dan meninggalkan tempat yang pernah menjadi tempat pulang. Penulis merenungkan betapa banyaknya kenangan dan barang-barang yang harus dikemas dalam perpindahan tersebut.

Di saat-saat seperti itu, penulis merasa ingin hanya berbaring dan beristirahat di atas gumpalan awan atau dadamu. Ia menginginkan momen ketenangan di mana ia dapat mengamati matahari terbit atau tenggelam, seperti dalam dongeng-dongeng masa lalu yang menceritakan tentang kerajaan dan negeri yang indah.

Kemudian, penulis memperhatikanmu saat membersihkan halaman dan menghapus kenangan yang telah pudar. Namun, penulis juga melihat orang-orang yang terusir dari tanah kelahiran mereka, menjadi pengembara dengan membawa sapu dalam ingatan. Mereka mengalami berbagai malam dan siang, memendam impian tentang memiliki rumah dan halaman kecil yang bisa disapu setiap pagi agar anak-anak dapat berlarian di bawah sinar matahari. Pertanyaan pun muncul lagi, berapa kali sebenarnya dalam hidup kita sanggup berpindah rumah dan meninggalkan tempat yang pernah menjadi tempat pulang?

Penulis melihat seekor laba-laba yang terhanyut angin ke selokan, mencari-cari cabang pohon tempat ia selama ini menganyam jaring-jaring rasa aman dan kenangan. Namun, dalam tempat yang baru, dunia terasa berbeda di tengah kodok dan ikan, tanpa serangga yang dikenal, tanpa tetangga yang biasa, meskipun matahari dan hujan masih sama seperti yang dulu. Di saat-saat seperti ini, penulis ingin hanya berbaring di atas gumpalan awan atau dadamu, sambil memikirkan rumah lain yang menjadi tempat yang tak akan berpindah dan tak akan pernah terusir.

Puisi "Syair Pindah Rumah" mengajak pembaca untuk merenungkan arti perpindahan tempat tinggal dan perubahan yang terjadi dalam hidup. Puisi ini mengeksplorasi perasaan nostalgia, kehilangan, dan harapan dalam menghadapi perubahan yang tidak dapat dihindari. Melalui kata-kata yang indah dan penggambaran yang mendalam, Agus R. Sarjono berhasil menggambarkan perjalanan hidup yang menyentuh jiwa.

Agus R. Sarjono
Puisi: Syair Pindah Rumah
Karya: Agus R. Sarjono

Biodata Agus R. Sarjono:
  • Agus R. Sarjono lahir pada tanggal 27 Juli 1962 di Ban­dung, Jawa Barat, Indonesia.
  • Agus R. Sarjono aktif menulis puisi, esai, cerpen, kritik, dan drama. Ia juga dikenal sebagai editor dan penerjemah.
© Sepenuhnya. All rights reserved.