Puisi: Bangga Aku Jadi Rakyat Indonesia (Karya Handrawan Nadesul)

Puisi "Bangga Aku Jadi Rakyat Indonesia" karya Handrawan Nadesul merangkum semangat kebangsaan dan kepahlawanan rakyat Indonesia dalam menghadapi ...
Bangga Aku Jadi Rakyat Indonesia

Bangga aku jadi rakyat Indonesia
Guru lapar masih tertawa
Anak makan tiwul lolos masuk universitas
Petani terus mencangkul meski pak camat ingkar janji
Tak menggerutu setengah hari antre cuma buat obat diare
Tak gusar berdesakan bayar listrik atau beli karcis kereta api
Sabar bikin KTP harus menunggu lurah pulang menjahit safari
Terima nasib punya karcis di bus berjongkok sampai pagi
Berpanas-panas di atap kereta api mereka tak sakit hati
Dicegat polisi belum tentu bersalah tidak berani marah
Merasa bernegara memang harus begini
Karena kelewat mencintai republik ini

Bangga aku jadi rakyat Indonesia
Kepada delapan puluh persen penduduk yang rajin bangun pagi
Yang tak selalu bisa pergi berobat setiap kalo nyeri uluhati
Hidup adalah memikul-mikul kayu bakar bukan buat sarapan nasi
Belum tentu baca koran atau nonton televisi
Tak iri orang kota masuk restoran sebulan gaji pegawai negeri
Tahu ada pejabat mengutil padahal duitnya lebih sepeti
Tak selalu ada makan siang namun tak memilih mencuri
Madep ngalor sugih
Madep ngidul sugih
Yakin kekayaan ada di dasar hati
Kalau mereka hanya diam karena teramat mencintai negeri seelok ini

Bangga aku jadi rakyat Indonesia
Melihat dosen bersekolah tinggi tak malu nyambi jadi sopir taxi
Profesor tak henti meneliti kendati pensiun tak cukup buat kalau sakit nanti
Guru besar naik KRL supaya kredit motor lekas terlunasi
Semua pasrah lowongan SMA diisi sarjana lulusan SMA jadi tukang cuci
Tak bersuara salah siapa demi ingin hidup terus terlakoni
Tak bertanya minyak dari bumi buat siapa kalau minyak tanah langka
Tak menggugat katanya gemah ripah tapi beli beras saja susah
Kalau mereka hanya termangu karena teramat mencintai bumi pertiwi ini

Bangga aku jadi rakyat Indonesia
Lebih setengah abad merdeka mereka tak minta hak istimewa
Berharap saja kapan anak-anak bisa makan pagi dan pergi sekolah negeri
Duduk sama rendah berdiri sama tinggi dengan sebaya di luar negeri
Doa orang tua tak mampu sekolah tinggi anak bisa menjadi orang berarti
Kalau mereka hanya tepekur karena teramat mencintai negeri sepenuh hati

Bangga aku jadi rakyat Indonesia
Masih gigih berjalan kendati kehilangan mendapat cukup makan cukup pangan
Tak ada dendam yang berjasa terabaikan yang mengabdi tersingkirkan
Tersaruk-saruk atlet veteran menjual mendali buat makan
Hujan batu di negeri orang karena emas di negeri sendiri tak memberi pekerjaan
Masih tekun menanti kapan di stasiun tempat bisa hidup pantas akan tiba
Kalau mereka masih tak bertanya tak berkata-kata
Karena teramat mencintai republik sepermai ini

Bangga aku jadi rakyat Indonesia
Masih tersenyum padahal sudah lapar sekali
Masih terdiam padahal sudah perih sekali
Masih menerima padahal sudah pilu sekali
Masih bertahan padahal sudah payah sekali
Belum menangis dari jatuh-bangun berkali-kali
Dibohongi berulang-ulang kali
Mereka kuat karena merasa hidup memang harus begini
Atau barangkali karena niscaya Gusti ora sare.

2008-2011

Sumber: Bangga Aku Jadi Rakyat Indonesia (2012)

Analisis Puisi:
Puisi "Bangga Aku Jadi Rakyat Indonesia" karya Handrawan Nadesul merangkum semangat kebangsaan dan kepahlawanan rakyat Indonesia dalam menghadapi berbagai tantangan hidup.

Penghargaan Terhadap Kehidupan Sehari-hari: Puisi ini mencerminkan kehidupan sehari-hari rakyat Indonesia, dari guru lapar hingga petani yang tetap bekerja meski dihadapkan pada ketidakpastian dan ketidakadilan.

Penerimaan Nasib dan Keterbatasan: Puisi menggambarkan sikap rakyat yang menerima nasib dan keterbatasan dengan penuh keberanian. Mereka tetap tabah dan tak gusar menghadapi berbagai kesulitan, seperti antrean panjang atau kekurangan makanan.

Semangat Menjalani Hidup Sederhana: Para tokoh dalam puisi ini, seperti dosen, profesor, dan guru besar yang menjalani hidup sederhana, menggambarkan semangat dan keikhlasan untuk berjuang meski dalam keterbatasan.

Ketahanan dan Kesetiaan pada Nilai-Nilai Kebangsaan: Puisi menonjolkan ketahanan dan kesetiaan rakyat pada nilai-nilai kebangsaan, seperti semangat merdeka, persamaan, dan tekad untuk membangun tanah air.

Kritik Terhadap Kondisi Sosial: Walaupun mengandung elemen kebanggaan, puisi ini juga memberikan kritik terhadap kondisi sosial yang sulit, seperti sulitnya memperoleh pendidikan tinggi atau mencari pekerjaan.

Pengorbanan dan Patriotisme: Para tokoh dalam puisi ini memperlihatkan pengorbanan dan patriotisme mereka terhadap Indonesia. Mereka menjalani hidup dengan penuh semangat, menerima kesulitan demi cinta pada tanah air.

Keberlanjutan Perjuangan: Puisi menegaskan bahwa perjuangan dan cinta pada Indonesia terus berlanjut dari satu generasi ke generasi berikutnya. Keberlanjutan ini tercermin dalam semangat dan tekad rakyat yang tak pernah surut.

Puisi "Bangga Aku Jadi Rakyat Indonesia" adalah sebuah penggambaran yang indah dan penuh semangat tentang kehidupan sehari-hari rakyat Indonesia. Meskipun menghadapi berbagai kesulitan, kebanggaan terhadap tanah air dan semangat untuk terus berjuang menjadikan mereka tokoh yang kuat dan tahan banting dalam menjalani kehidupan.

Puisi: Bangga Aku Jadi Rakyat Indonesia
Puisi: Bangga Aku Jadi Rakyat Indonesia
Karya: Handrawan Nadesul

Biodata Handrawan Nadesul:
  • Dr. Handrawan Nadesul (Gouw Han Goan) lahir pada tanggal 31 Desember 1948 di Karawang, Jawa Barat.
© Sepenuhnya. All rights reserved.