Puisi: Garudaku Terbang Rendah (Karya Cucuk Espe)

Puisi "Garudaku Terbang Rendah" mengekspresikan pandangan yang menggambarkan kekecewaan akan ketidakjujuran, kekacauan, dan pelanggaran yang ...
Garudaku Terbang Rendah


Lihat!
Langit tak lagi memutih
Kilau senja semerah darah
Menyaksikan garuda terbang rendah
-; Nyaris mencium tanah

Kuku kakinya meluka
Menganga melepas pita
-; Bhineka tunggal ika

Lihat!
Garuda bersimbah tingkah
Culas, korup, dan anarkis
Tipu daya tiada habis
Rakyat tak boleh menangis

Garudaku berselimut nanah
Terkapar di pematang lungkrah
Seperti petani kehilangan sawah
Seperti kyai kehilangan dakwah
-; Di negeri yang gemah ripah

Garudaku mirip gambar sampah.


Jombang, 2011

Analisis Puisi:
Puisi "Garudaku Terbang Rendah" karya Cucuk Espe mengekspresikan sebuah pandangan yang kritis dan penuh emosi terhadap kondisi yang menggambarkan lambannya atau menurunnya moralitas, kejujuran, dan kesetiaan simbol Garuda sebagai lambang kebesaran, yang di sini direpresentasikan sebagai burung nasional Indonesia. Puisi ini mengekspresikan pandangan yang menggambarkan kekecewaan akan ketidakjujuran, kekacauan, dan pelanggaran yang dilakukan oleh penguasa.

Kritik Terhadap Simbol Garuda: Puisi ini menciptakan sebuah gambaran visual yang kuat dengan menunjukkan bagaimana simbol Garuda, yang seharusnya tinggi di langit, terbang rendah dan hampir menyentuh tanah. Hal ini menggambarkan simbol negara yang terhormat dan mulia telah jatuh dan terkikis oleh tindakan yang tidak bermoral dan korupsi.

Kondisi Buruk di Negeri: Puisi ini menyoroti kondisi buruk di negara, menunjukkan tindakan anarkis, korupsi, dan manipulasi yang terus berlangsung, yang di dalam puisi diungkapkan dengan gaya yang berani dan tegas. Penekanan pada penderitaan rakyat, kehilangan yang dihadapi petani dan kyai, serta perasaan kekecewaan akan negara yang dulunya subur dan makmur (gemah ripah), menciptakan lanskap yang memilukan.

Kekecewaan terhadap Tidak Adanya Keadilan: Puisi ini juga menyiratkan ketidaksenangan terhadap keadaan di mana rakyat tidak diizinkan untuk menyuarakan kesedihan atau ketidakpuasan mereka. Hal ini menggambarkan ketidakadilan dalam penanganan pemerintahan, yang merugikan rakyat.

Secara keseluruhan, puisi ini mengekspresikan ketidakpuasan dan kekecewaan terhadap penurunan moralitas dan lambannya aksi pemerintah dalam melayani rakyat. Penurunan simbol Garuda yang seharusnya menjadi lambang kebesaran menjadi metafora kejatuhan moral dan kehilangan kepercayaan yang terjadi di masyarakat.

"Cucuk Espe"
Puisi: Garudaku Terbang Rendah
Karya: Cucuk Espe
© Sepenuhnya. All rights reserved.