Puisi: Izinkan Aku Menangisi Airmatamu (Karya Dimas Indiana Senja)

Puisi "Izinkan Aku Menangisi Airmatamu" menyajikan suasana perjumpaan yang memilukan di tengah ruang yang hening dan dalam. Dimulai dengan ...
Izinkan Aku Menangisi Airmatamu


Zah, Aku ingat pertemuan kali pertama kita, di sini.  Sepetak ruang yang teramat sesak udaranya. Bangku-bangku bungkam, atap diam, daun pintu sesekali berderik, karena angin pagi menyentuhnya perlahan. Angin itu jugalah yang terkadang menyibak rambut panjangmu, dan kau bergegas membenarkannya lagi. Aih, aku tak pernah melupakan itu.

Kali ini, kau datang dengan nuansa yang berbeda. Ada embun yang menggelayut di matamu, sepertinya terlampau banyak kata-kata yang ingin kau utarakan,  ruangan sepi, hanya ada aku, kau dan sepotong rindu. Langit mendung, meski matahari masih terbit di balik senyummu, tapi aku sama sekali tak menerima pancaran yang sedikit melegakan nafasku.

Tiba-tiba, matamu berkaca-kaca, aku ingin menyekanya, tetapi saputangan terlebih dahulu menjangkau wajahmu, aku diam, bangku-bangku masih juga terbungkam, lantai teramat dingin, sementara di balik jendela sepasang burung pipit berkejaran di atas pohonan, daun-daun berguguran seketika itu, memenuhi ingatan kita tentang masalalu, yang sering kita coba menyapunya dengan airmata, agar kenangan tak lagi berserakan dan menjadi duka.

Dalam sunyi yang debar, aku bisa menghitung jumlah denyut jantung kita yang bersaut, sesekali detak jarum jam dan dercak cicak menyela di antara mata kita yang saling bertatap, sementara mulut kita masih saja diam, hanya airmata yang bicara lewat tepian mata sayumu itu, dan menghujani pipimu, menjadi anak sungai kecil, dan aku menjadi bagian dari batu-batu yang dibungkam lumut waktu, merasakan betapa banyak nestapa yang ingin kau alirkan dari matamu itu.

Tanpa kusadari, airmata kita sama banyak, ruangan masih saja sepi, aku berteriak dalam diam, dan kau bercerita dengan isak. Lalu kau mendekapkan tubuhmu ke dadaku, kucoba mengusap rambutmu pelan, detak jantung kita menyatu, dan kutitipkan cintaku di keningmu.

; Izinkan aku menangisi airmatamu, Zah.


Pondok Pena, 2012

Analisis Puisi:
Puisi "Izinkan Aku Menangisi Airmatamu" karya Dimas Indiana Senja menyajikan suasana perjumpaan yang memilukan di tengah ruang yang hening dan dalam. Dimulai dengan kenangan indah pertemuan pertama, puisi ini melukiskan suasana sepi dan perasaan yang mendalam.

Penyajian Ruang dan Kenangan: Puisi ini membawa pembaca ke suasana pertemuan pertama yang berkesan, di mana deskripsi ruangan dan suasana diceritakan dengan detail. Pembaca merasakan keheningan ruangan yang diselingi dengan sentuhan indah angin pagi dan gambaran detil tentang kehadiran sang kekasih.

Perubahan Nuansa dan Perasaan: Perubahan suasana pertemuan kali ini dirasakan melalui perbedaan nada dan suasana. Kemunculan air mata di matamu menjadi titik sentral dari perubahan ini, menggambarkan keberadaan rasa duka dan kesedihan yang muncul dalam pertemuan kali ini.

Simbolisme Air Mata: Air mata menjadi metafora yang kuat dalam puisi ini. Mereka tidak hanya sebagai tanda kepedihan dan kenangan masa lalu yang diperjuangkan, tetapi juga sebagai aliran emosi yang saling terbagi antara dua pihak.

Suasana Sunyi dan Rasa Debar: Dalam kesunyian, ada keheningan yang diisi oleh denyut jantung dan isak tangis. Suasana sunyi itu memberi ruang bagi perasaan untuk diungkapkan, meskipun hanya lewat air mata dan tatapan yang berbicara.

Permohonan yang Mengharukan: Dengan mengakhiri puisi dengan "Izinkan aku menangisi airmatamu," penyair memohon izin untuk berbagi beban kesedihan. Ini merupakan tawaran dukungan emosional, menunjukkan keinginan untuk merasakan dan membagi rasa sakit bersama.

Puisi "Izinkan Aku Menangisi Airmatamu" adalah potret pertemuan emosional di tengah ruang yang sepi. Dimas Indiana Senja menggambarkan keheningan, kepedihan, dan perasaan dalam sebuah hubungan yang disampaikan dengan detail dan kedalaman emosi. Puisi ini menyoroti pengalaman emosional yang intens, menawarkan gambaran yang kuat tentang perjumpaan dan pelukan dalam situasi yang memilukan.

"Dimas Indiana Senja"
Puisi: Izinkan Aku Menangisi Airmatamu
Karya: Dimas Indiana Senja
© Sepenuhnya. All rights reserved.