Puisi: Pancanaka (Karya Dimas Indiana Senja)

Puisi "Pancanaka" karya Dimas Indiana Senja mengajak pembaca untuk merenung tentang arti sejati kehidupan, ketakdiman kepada guru, dan ...
Pancanaka

Nun, di sebuah halaman dari kitab usang, ada kisah luka
 seorang bernama Sena. Menjadi lelana men
cari pusaka bernama air penghidupan. Ia menyeru
pakan diri sebagai abdi. Sebuah kesalikan yang semestinya
 kita pelajari.

Seusai mengarungi samudra yang wingit, ia menjadi moksa
, bertapa pada semesta, melawan raksasa dan
 naga yang bersarang di kepalanya, dengan kepalan
, menunjamkan pancanaka, dan lautan berubah
warna, seperti raut selaksa makhluk kian bahagia
, sebab segala nafsu tak lagi berkelindan menggoda
.

Atas nama ketakdiman kepada guru, ia beroleh ridho
 dari segala penjuru. Menemukan rumah abadi untuk
 berpulang, menyudahi dada yang kerontang, dengan
 air yang mengalir dari hilir kesunyian, dan laku
prihatin seorang pangeran. berolehlah kasuny
atan dari Hyang Suksma Kawekas, diijinkan berganti diri
menjadi batara yang hatinya penuh 
welas.

Pustaka Senja, 2015

Analisis Puisi:
Puisi "Pancanaka" karya Dimas Indiana Senja membawa pembaca ke dalam perjalanan spiritual seorang tokoh bernama Sena. Melalui bahasa yang kaya dengan simbol dan imaji, Senja menggambarkan sebuah cerita yang mendalam tentang pencarian jati diri, ketakdiman kepada guru, dan perjalanan menuju pemahaman diri yang lebih dalam.

Motif Pencarian Pusaka, Air Penghidupan: Pencarian Sena untuk pusaka bernama air penghidupan menciptakan motif pusaka sebagai simbol kehidupan dan pemahaman spiritual. Air sebagai sumber kehidupan dan kesucian menggambarkan dorongan Sena untuk menemukan makna sejati dalam eksistensinya.

Pancanaka Sebagai Simbol Kekuatan dan Pembersihan: Pancanaka yang Sena gunakan untuk melawan raksasa dan naga menjadi simbol kekuatan dan pembersihan diri. Tindakan tersebut mencerminkan upaya untuk mengatasi rintangan internal dan eksternal, menggambarkan perjuangan menuju kesucian dan kedamaian batin.

Perjalanan Mengarungi Samudra yang Wingit: Perjalanan Sena yang mengarungi samudra yang wingit menciptakan citra perjalanan yang sulit dan penuh tantangan. Wingit sebagai gelombang besar di laut menjadi representasi dari kesulitan dan ujian yang dihadapi Sena dalam pencariannya.

Transformasi Menuju Moksa dan Laku Prihatin: Proses transformasi Sena menjadi moksa dan melawan raksasa serta naga menandai pencerahan dan pembebasan diri dari ikatan nafsu. Laku prihatin yang dijalankan oleh Sena menciptakan citra kebijaksanaan dan kedamaian batin, menggambarkan perjalanan menuju pemahaman yang lebih tinggi.

Ketakdiman kepada Guru dan Ridho dari Segala Penjuru: Pentingnya ketakdiman kepada guru dan ridho dari segala penjuru menciptakan lapisan kebijaksanaan spiritual. Penerimaan ridho tersebut menjadi kunci bagi Sena untuk menemukan rumah abadi dan menyudahi dada yang kerontang, menciptakan kedamaian batin yang mendalam.

Transformasi Menjadi Batara dengan Ridho Hyang Suksma Kawekas: Puncak dari perjalanan spiritual Sena adalah transformasinya menjadi batara dengan ridho dari Hyang Suksma Kawekas. Ini menciptakan gambaran tentang pemahaman diri yang sempurna, diijinkan berganti diri menjadi entitas spiritual yang penuh welas.

Puisi "Pancanaka" karya Dimas Indiana Senja adalah sebuah perjalanan spiritual yang penuh makna dan simbol. Melalui penggunaan bahasa yang indah dan imaji yang kuat, Senja berhasil menggambarkan perjalanan seorang tokoh menuju pemahaman diri dan pencerahan. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenung tentang arti sejati kehidupan, ketakdiman kepada guru, dan transformasi menuju kebijaksanaan batin.

Puisi: Pancanaka
Puisi: Pancanaka
Karya: Dimas Indiana Senja
© Sepenuhnya. All rights reserved.