Analisis Puisi:
Dalam puisi "Sebab Hujan Adalah Kau" karya Dimas Indiana Senja, penulis merangkai kata-kata dengan puitis untuk mengekspresikan keindahan dan kedalaman perasaan rindu. Puisi ini bukan sekadar pengamatan terhadap fenomena alam, tetapi juga perjalanan emosional ke dalam hati seseorang yang merindukan kehadiran kekasihnya.
Hujan sebagai Metafora Kehadiran Kekasih: Penyair membuka puisi dengan menggambarkan hujan sebagai simbol kehadiran kekasih yang dinantikan. Tubuh yang kuyup dan gigil menggambarkan kerinduan yang mendalam dan kehadiran yang sangat dirindukan.
Doa kepada Langit yang Mendung: Puisi menciptakan gambaran langit yang mendung, yang menjadi saksi bisu dari kerinduan yang terpendam. Doa-doa disampaikan kepada langit, mencerminkan harapan akan kembalinya kekasih.
Kerinduan yang Dinyanyikan dalam Tembang Rindu: Penyair menyatakan kesiapannya menjadi bagian dari alam, bahkan menjadi kerikil, asalkan dapat menyanyikan tembang rindu kepada kekasih. Kecipak air hujan yang jatuh dari fotomu menjadi bagian dari melodi yang dinyanyikan dalam kerinduan yang mendalam.
Penantian yang Berakhir dalam Kebersamaan: Puisi ini mencatat penantian yang panjang, dan dengan datangnya hujan, penantian itu berakhir. Seperti hujan yang mencapai muaranya, kehadiran kekasih adalah tujuan akhir dari rindu yang menyelimuti hati.
Aroma Tanah sebagai Siluet Masa Lalu: Bau tanah yang dilumuri tubuh menjadi pengingat akan masa lalu. Aroma itu menghidupkan kembali kenangan-kenangan yang berharga dan meruntuhkan dinding-dinding di dalam hati, membuka kerentanan yang tersembunyi.
Dengan gaya bahasa yang puitis dan imaji yang kuat, puisi "Sebab Hujan Adalah Kau" menghadirkan pengalaman emosional yang mendalam tentang rindu dan kehadiran kekasih. Puisi ini menjadi pengantar yang memukau ke dalam keindahan perasaan manusia dan kekuatan alam yang menyertainya.
Karya: Dimas Indiana Senja