Puisi: Aku Kehilangan Masa Laluku (Karya Mawie Ananta Jonie)

Puisi "Aku Kehilangan Masa Laluku" karya Mawie Ananta Jonie merenungkan perubahan dan modernisasi dalam kehidupan masyarakat pedesaan.
Aku Kehilangan Masa Laluku


Dulu ketika kereta api di daerahku masih saja merangkak,
bendi dan pedati menjadi pendukungnya berpihak.

Sekarang di manakah kau kereta penghubung desa dengan kota,
penyambung sawah ladang dengan pasar yang terbuka.

Nagari berkembang menjadi kecamatan lalu lintas dilupakan,
tanah pusaka rang kampung dibidik jadi sasaran pembangunan.

Aku tak dengar lagi burung bubut bersuara di pohon pisang,
mengantarkan kabar hujan panas di pagi atau di petang.

Terasa sekali satu satu peninggalan lama lenyap dari kampungku,
Seperti lesung penumbuk padi ke manakah ku cari suaramu.


Analisis Puisi:
Puisi "Aku Kehilangan Masa Laluku" karya Mawie Ananta Jonie adalah sebuah karya yang merenungkan perubahan dan modernisasi dalam kehidupan masyarakat pedesaan.

Nostalgia dan Perubahan: Puisi ini mengekspresikan rasa nostalgia penyair terhadap masa lalunya di desa. Penyair merenungkan perubahan yang terjadi dalam kehidupan desa, terutama dalam hal infrastruktur dan perubahan sosial. Ia merindukan kereta api, bendi, dan pedati yang dulu digunakan sebagai sarana transportasi.

Hubungan Manusia dengan Alam: Puisi ini juga mencerminkan hubungan erat antara manusia dan alam. Penyair mengingatkan bahwa burung-burung seperti burung bubut dahulu menjadi penanda cuaca dan kondisi alam. Ini menciptakan rasa kehilangan akan koneksi antara manusia dan alam yang perlahan-lahan pudar seiring dengan modernisasi.

Perkembangan dan Pembangunan: Puisi ini menyuarakan perasaan terhadap perubahan dari desa yang lebih tradisional menjadi kota yang modern. Kereta api yang dulu merangkak kini telah digantikan oleh pembangunan yang terus berlanjut. Ini menciptakan pertanyaan tentang apa yang telah hilang selama proses modernisasi.

Kehilangan Identitas Budaya: Penyair merenungkan dampak perubahan ini terhadap identitas budaya desa. Penyair merasa kehilangan sebagian dari warisan budaya dan tradisi yang mungkin sudah terlupakan atau tidak lagi relevan dalam masyarakat modern.

Puisi "Aku Kehilangan Masa Laluku" menciptakan perasaan nostalgia terhadap masa lalu dan menggambarkan dampak modernisasi pada kehidupan pedesaan. Ini adalah sebuah pengingat untuk menghargai dan mempertahankan warisan budaya dan hubungan dengan alam dalam era perubahan yang terus berlangsung. Penyair dengan cermat merenungkan masa lalunya dan menggambarkan kerinduan akan masa-masa yang sudah berlalu.

Puisi
Puisi: Aku Kehilangan Masa Laluku
Karya: Mawie Ananta Jonie
© Sepenuhnya. All rights reserved.