Puisi: Apel dan Roti (Karya Nirwan Dewanto)

Puisi "Apel dan Roti" karya Nirwan Dewanto menggunakan gambaran apel, roti, dan elemen alam lainnya untuk menyampaikan pesan-pesan yang lebih dalam.

Apel dan Roti

Di balik dua butir apel selalu ada sekeping matahari
Hijau, sehingga pisaumu tentu akan tersipu malu
Menatap merah yang selalu padam itu.

Di antara dua potong roti selalu ada selapis jantung
Kuning, sehingga lidahmu pasti akan berhenti
Sebelum mencapai putih yang menyala itu.

Di antara hijau dan kuning selalu ada ekor rubah
Abu-abu, yang empunya hanya mampu bertahan
Di balik gaunmu, sebelum menerkam sajakku.

Di antara perutmu dan piring yang termangu, lapar
Bisa juga bernama bianglala, yang segera berakhir
Ketika aku menumpahkan sajakku ke mejamu.

Sungguh lapar dan birahi tak akan terlihat oleh mata
Yang tersembunyi dalam sajakku yang terlalu lama
Tersimpan dalam lemari es di sudut dapurmu

Di luas meja yang telanjur basah oleh umpama itu
Terkecoh oleh si matahari dan si jantung, rubahmu
Makan hitam berulam mata. Mataku barangkali.

2009

Sumber: Buli-Buli Lima Kaki (2010)

Analisis Puisi:

Puisi "Apel dan Roti" karya Nirwan Dewanto adalah sebuah karya yang sarat dengan makna simbolis dan metafora. Dalam puisi ini, penyair menggunakan gambaran apel, roti, dan elemen alam lainnya untuk menyampaikan pesan-pesan yang lebih dalam.

Simbolisme Apel dan Roti: Penyair menggunakan apel dan roti sebagai simbol kehidupan sehari-hari. Apel melambangkan kesadaran akan keberadaan alam dan kehidupan, sedangkan roti mewakili kebutuhan dasar manusia akan makanan. Kedua simbol ini menghadirkan gambaran tentang keberadaan dan kebutuhan manusia di dunia ini.

Matahari dan Jantung: Dalam puisi ini, penyair juga menggambarkan matahari dan jantung sebagai simbol vitalitas dan kehidupan. Matahari melambangkan kecerahan dan kehangatan, sementara jantung mewakili kehidupan dan cinta. Penggunaan simbol ini menambah dimensi emosional dan filosofis dalam puisi.

Rubah dan Bianglala: Rubah dan bianglala mewakili sisi yang lebih gelap dari kehidupan. Rubah, dengan warna abu-abunya, mewakili sifat-sifat yang tersembunyi dan tidak terlihat secara langsung. Bianglala, meskipun indah, menggambarkan keindahan yang sementara dan cepat berlalu. Kedua simbol ini menyoroti kerapuhan dan ketidakpastian di dalam kehidupan manusia.

Pesan tentang Kehidupan dan Kebenaran: Melalui metafora dan simbolisme yang kompleks, puisi ini menyampaikan pesan tentang kompleksitas kehidupan dan kebenaran yang tersembunyi di balik hal-hal yang sederhana. Penyair menunjukkan bahwa kebenaran dan makna seringkali tersembunyi di balik tirai keseharian, dan manusia harus memiliki ketajaman pengamatan untuk memahaminya.

Keindahan dan Kegelapan: Puisi ini juga mencerminkan dualitas kehidupan, antara keindahan dan kegelapan, terang dan gelap, serta harapan dan kekecewaan. Penyair menggambarkan realitas yang kompleks dan seringkali kontradiktif dari kehidupan manusia.

Puisi "Apel dan Roti" adalah sebuah karya yang menggabungkan keindahan bahasa dengan pemikiran yang mendalam tentang kehidupan manusia. Melalui gambaran-gambaran yang kuat dan simbolisme yang kaya, penyair mengajak pembaca untuk merenungkan makna keberadaan, kebenaran, dan keindahan di dunia ini.

Nirwan Dewanto
Puisi: Apel dan Roti
Karya: Nirwan Dewanto

Biodata Nirwan Dewanto:
  • Nirwan Dewanto lahir pada tanggal 28 September 1961 di Surabaya, Jawa Timur, Indonesia.
© Sepenuhnya. All rights reserved.