Puisi: Cinta Seekor Singa (Karya Kurniawan Junaedhie)

Puisi "Cinta Seekor Singa" karya Kurniawan Junaedhie menggambarkan keberanian, keteguhan, dan kekuatan yang diperlukan dalam menjalani hubungan ...
Cinta Seekor Singa

Mengapa kamu pejam waktu kucium
tapi tanganmu gemetar dan jantungku berdebar?
Hm. Hidup ini memang aneh, dan centang prenang
Kita masih punya sekeping hati di dalam sana ternyata

Buktinya, ketika orang bilang hari sudah siang
kubilang, hari masih pagi benderang,
Ketika orang ngungun dan bimbang
Aku malah bisa bilang: usia bukan segala-galanya

Di tempat kerja: kata-kata ini terus berloncatan
Kadang meniru bintang, kadang meniru rembulan
Kadang meniru macan, dan kadang meniru langit malam

Padahal sudah lama waktu melengos pergi,
dan kiraku hampa belaka
tapi cinta datang mengendap-endap juga,
seperti samson dan delila
melepas rindu tak putus-putusnya

Jadi jelas sudah mengapa kamu diam waktu kucium
dan tak sepatah kata juga kamu ucapkan
Jadi jelas sudah mengapa kamu terengah waktu kucium
meski hati dan jiwamu berkobar-kobar.

Dan kita sekarang telah menjelma menjadi sepasang singa
yang terjaga dari tidurnya
Selalu waspada dengan cakarnya
dan siap mencumbu mangsanya.
Hm, betapa dahsyatnya
cinta seekor singa yang naik birahinya.

Serpong, 13 Juni 2009

Analisis Puisi:

Puisi "Cinta Seekor Singa" karya Kurniawan Junaedhie menggambarkan perjalanan emosional dan kekuatan cinta dalam hubungan manusia. Melalui metafora singa, puisi ini mengungkapkan kekuatan, keberanian, dan intensitas dari perasaan cinta.

Kontradiksi dalam Cinta: Puisi ini menyoroti kontradiksi yang terjadi dalam cinta. Meskipun ada kebingungan dan ketidakpastian, cinta tetap hadir dan kuat. Penulis menggambarkan perasaan cinta yang datang secara tak terduga, bahkan ketika seseorang mungkin tidak siap untuk menerimanya.

Metafora Singa: Singa digambarkan sebagai simbol kekuatan dan keberanian. Dalam konteks puisi ini, singa melambangkan kekuatan emosional dan keberanian yang diperlukan untuk menjalani hubungan cinta yang mendalam. Singa juga mewakili sifat-sifat seperti ketangguhan, kebanggaan, dan kebebasan dalam mencintai.

Perjalanan Emosional: Puisi ini menggambarkan perjalanan emosional dari kebingungan dan ketidakpastian menuju penerimaan dan keberanian dalam mengungkapkan perasaan. Proses ini tercermin dalam pengalaman penulis dan pasangannya, yang mengalami ketegangan dan kecemasan sebelum akhirnya merasakan kekuatan cinta yang mendalam.

Kekuatan Cinta yang Mendalam: Meskipun terdapat ketegangan dan kecemasan, kekuatan cinta yang mendalam akhirnya mengatasi segala hambatan. Puisi ini menggambarkan kekuatan cinta yang mampu mengatasi rintangan dan menjadikan pasangan sebagai "sepasang singa" yang kuat dan penuh gairah.

Keteguhan dan Kebanggaan dalam Cinta: Puisi ini menekankan pentingnya keteguhan dan kebanggaan dalam hubungan. Seperti singa yang selalu waspada dan siap bertarung, pasangan dalam puisi ini diibaratkan sebagai pihak yang siap untuk menjaga dan melindungi hubungan mereka.

Puisi "Cinta Seekor Singa" karya Kurniawan Junaedhie adalah ungkapan tentang perjalanan emosional dan kekuatan cinta dalam hubungan manusia. Melalui metafora singa, puisi ini menggambarkan keberanian, keteguhan, dan kekuatan yang diperlukan dalam menjalani hubungan cinta yang mendalam. Meskipun terdapat ketidakpastian dan kebingungan, cinta tetap hadir sebagai kekuatan yang mendominasi dan mempersatukan pasangan tersebut.

Kurniawan Junaedhie
Puisi: Cinta Seekor Singa
Karya: Kurniawan Junaedhie

Biodata Kurniawan Junaedhie:
  • Kurniawan Junaedhie lahir pada tanggal 24 November 1956 di Magelang, Jawa Tengah, Indonesia.
© Sepenuhnya. All rights reserved.