Analisis Puisi:
Puisi "Dalam Tajwid Cinta" mengeksplorasi dimensi-dimensi cinta yang kompleks melalui penggunaan istilah-istilah tajwid (ilmu tentang cara membaca Al-Quran dengan benar). Tema utamanya adalah kerinduan, kegelisahan, dan ketegangan dalam hubungan cinta.
Penggunaan Bahasa: Penyair menggunakan bahasa metaforis yang kaya untuk menyampaikan perasaan dan pikiran tentang cinta. Ia mengaitkan konsep tajwid dengan keadaan cinta, menciptakan hubungan yang unik antara spiritualitas dan emosi.
Metafora Tajwid: Setiap istilah tajwid digunakan sebagai metafora untuk mengekspresikan nuansa cinta yang berbeda. Contohnya, "Idhar" dan "Idghom" digunakan untuk menyampaikan keintiman dan jarak emosional antara dua kekasih.
Personifikasi Alam: Alam dipersonifikasikan untuk merefleksikan perasaan-perasaan dalam hubungan cinta. Embun, hujan, angin, dan bayangan dijadikan representasi dari berbagai aspek emosional dan spiritual dalam hubungan tersebut.
Pertanyaan tentang Cinta: Penyair menggambarkan serangkaian pertanyaan yang muncul dalam hubungan cinta, terutama keraguan dan kekhawatiran tentang kebenaran dan kedalaman perasaan. Pertanyaan "apakah cintamu padaku sebatas saktah?" mencerminkan kegelisahan dan keraguan yang mungkin muncul dalam hubungan.
Ritme dan Suara: Puisi ini memiliki ritme dan suara yang mengalir, mencerminkan getaran emosional yang terus-menerus dalam hubungan cinta. Bahasa yang dipilih juga memberikan nuansa yang dalam dan merenungkan.
Puisi "Dalam Tajwid Cinta" adalah sebuah karya yang kompleks dan mendalam yang menjelajahi dimensi-dimensi cinta melalui lensa tajwid. Penggunaan metafora dan bahasa yang kaya membawa pembaca pada perjalanan melalui gejolak emosi dan keraguan dalam hubungan manusia.
Karya: Dimas Indiana Senja