Puisi: Dari Balik Jendela (Karya Muhammad Rois Rinaldi)

Puisi "Dari Balik Jendela" menggambarkan kompleksitas perjalanan hidup, kehilangan, dan harapan. Muhammad Rois Rinaldi berhasil menyampaikan ...
Dari Balik Jendela

Diam-diam kutelusuri kisahmu dari balik jendela waktu
kutemukan engkau dalam keheningan sepertiga malam
mengajukan doa meminta embun dalam lingkar api dunia
untukku, yang tengah pulas menjilati sisa susu di tepi bibir
sesekali kau nampak gusar bertasbih, memutar-purat jemari
menerka-terka bentang jalan terjal yang menghadang pagiku
kala itu, engkau tak nyenyak tidur menjagaku dari raung malam.

Kini, pada kerut wajahmu ada tangisan, ada kenakalan
ada kepergianku, ada kesendirianmu dan engkau berdoa
kembali dalam hening sepertiga malam, meminta Tuhan
membawa langkahku pulang, membingkai harimu.

Ibu, aku tahu engkau tengah menanti seteguk senja bersamaku
tapi aku sudah menjadi angin dingin dalam segelas teh pahit
kau teguk sembari memejamkan mata mencari jiwaku.

Ingatan usangmu berlarian di antara jejak langkah
segerombol setan yang mengusungku dalam keranda
menuju pekuburan manusia.

Sudah sangat jauh dan dalam
liang-liang itu telah berhasil menyembunyikanku, ibu....

Cilegon, Banten, 21 Desember 2011

Analisis Puisi:
Puisi "Dari Balik Jendela" karya Muhammad Rois Rinaldi membawa pembaca dalam perjalanan introspektif yang penuh dengan nuansa emosional dan keinginan untuk menggali makna di balik jendela waktu.

Pencarian Kenangan di Balik Jendela Waktu: Dengan kata-kata "Diam-diam kutelusuri kisahmu dari balik jendela waktu," puisi memulai dengan perjalanan introspektif, mencoba menggali kenangan yang terkubur di masa lalu.

Keberadaan Ibu dalam Hening Malam: Sentuhan kelembutan ditemukan saat puisi merinci ibu yang "memutar-purat jemari" dalam keheningan sepertiga malam. Ini menggambarkan kehadiran ibu yang penuh perhatian dan kekhawatiran.

Pulang dan Harapan yang Terbungkus dalam Doa: Penggunaan bahasa metaforis dan doa yang diajukan oleh ibu memberikan kedalaman pada puisi, mengeksplorasi rasa kehilangan dan harapan pulang.

Kenangan dan Kehadiran Spiritual: Penggambaran ibu yang memandang ke masa lalu dan kehadiran spiritual dalam "membesarkan hariku" menekankan peran ibu sebagai pilar kekuatan yang mengarahkan perjalanan hidup.

Kepergian dan Kesendirian: Puisi menyentuh tema kepergian dan kesendirian, terutama melalui baris "ada kepergianku, ada kesendirianmu," menciptakan perasaan nostalgia dan rindu.

Pencarian Jati Diri: Puisi mencerminkan perjuangan internal dengan baris "sudah menjadi angin dingin dalam segelas teh pahit." Hal ini menandakan pencarian jati diri dan perjalanan jiwa yang pelik.

Pergulatan antara Masa Lalu dan Masa Kini: Puisi merangkai pergulatan batin antara ingatan masa lalu dan realitas yang dihadapi sekarang, memberikan kedalaman pada narasi.

Simbolisme Liang-Liang Pekuburan: Simbolisme liang-liang pekuburan manusia menciptakan gambaran kelam tentang pergulatan jiwa dan perjalanan menuju keabadian.

Puisi "Dari Balik Jendela" adalah puisi yang merangkai kata-kata dengan indah, menggambarkan kompleksitas perjalanan hidup, kehilangan, dan harapan. Muhammad Rois Rinaldi berhasil menyampaikan keintiman dan rasa kehilangan dalam suasana yang sarat emosi, memberikan sentuhan pada nuansa humanitas yang mendalam.

Muhammad Rois Rinaldi
Puisi: Dari Balik Jendela
Karya: Muhammad Rois Rinaldi

Biodata Muhammad Rois Rinaldi:
  • Muhammad Rois Rinaldi lahir pada tanggal 8 Mei 1988 di Banten, Indonesia.
© Sepenuhnya. All rights reserved.