Puisi: Di Atas Lokomotif Bersama Mao dan Soekarno (Karya Kurniawan Junaedhie)

Puisi: Di atas Lokomotif Bersama Mao dan Soekarno Karya: Kurniawan Junaedhie
Di Atas Lokomotif
Bersama Mao dan Soekarno


Masinis itu membaca Mao dan aku membaca Soekarno. Di loko itu, kami berhadap-hadapan seperti jurang. Di jendela, tiang-tiang listrik melesat seperti air ludah. Kereta terus melolong-lolong dan membelah-belah kabut dan memotong-motong bayangan senja yang mulai jingga. Sesekali kereta berguncang. Gerbong beradu gerbong. Dan kaca mataku goyang.

Masinis itu membiarkan rambutnya berkibar-kibar bersama angin senja yang jingga itu. Dia membuka bukunya. Huruf-huruf dalam buku itu pun serta merta berserakan di udara. Kata-katanya tergulung di bawah bordes, dan tergelincir dalam pusingan angin dekat ketel; lalu tersapu mendung. Ke mana kereta api ini bergegas?

Kita sedang menuju Negeri Entah Berantah, teriak api dari tungku loko dengan mata berkilat-kilat. Loko menjerit-jerit. Asapnya bergulingan tertinggal di dahan dan ranting. Kaca mataku goyang, dan Soekarno-ku melompat ke cerobong uap. Masinis itu lenyap di baliknya. Senja pun semakin jingga.


Jakarta, 14 Desember 2011

Sumber: Bangga Aku Jadi Rakyat Indonesia (2012)

Kurniawan Junaedhie
Puisi: Di Atas Lokomotif Bersama Mao dan Soekarno
Karya: Kurniawan Junaedhie

Biodata Kurniawan Junaedhie:
  • Kurniawan Junaedhie lahir pada tanggal 24 November 1956 di Magelang, Jawa Tengah, Indonesia.
© Sepenuhnya. All rights reserved.