Puisi: Di Tugu Selamat Datang (Karya Mawie Ananta Jonie)

Puisi "Di Tugu Selamat Datang" memancarkan semangat perlawanan dan kegigihan demonstran yang berjuang untuk kebebasan dan melawan tirani.
Di Tugu Selamat Datang
(Bundaran Hotel Indonesia)



Sekali aku berdiri di depan tugu Selamat Datang teringat masa lalu,
dari sini kami demonstran mulai menyerbu mengacungkan tinju.

Pekik dan sorak ganyang kaum imperialis berkumandang lantang,
batu dan bata melayang menabrak kaca jendela meradang.

Api menyala lidahnya menjilat menjalar sampai keluar,
pekik Hidup Bung Karno Hidup Rakyat terasa membakar.

Di jalan Diponegoro pada sebuah rumah perwakilan,
dengan tiang bambu di puncak gedung merah putih dikibarkan.

Sekali aku berdiri di depan tugu Selamat Datang melihat hari ini,
dari sini ribuan demonstran maju tak gentar menentang tirani.


Amsterdam, 16 Januari 2008

Analisis Puisi:
Puisi "Di Tugu Selamat Datang" karya Mawie Ananta Jonie mencerminkan peristiwa sejarah dan masa lalu yang terkait dengan tugu ikonik di Jakarta, Indonesia. Puisi ini memancarkan semangat perjuangan dan perlawanan terhadap tirani serta menggambarkan perubahan yang terjadi dari masa lalu hingga saat ini.

Konteks Sejarah dan Demonstrasi: Puisi ini menggambarkan momen-momen penting dari masa lalu, terutama yang berkaitan dengan tugu Selamat Datang di Jakarta. Diceritakan bahwa tugu ini menjadi saksi dari peristiwa demonstrasi dan perlawanan terhadap sistem imperialis. Demonstran bersatu, menunjukkan semangat perlawanan melalui pekikan, sorakan, dan aksi-aksi nyata seperti melempar batu dan bata ke arah jendela gedung.

Semangat Perjuangan dan Perlawanan: Penyair mengekspresikan semangat perjuangan dan semangat perlawanan di masa lalu. Pekikan "Hidup Bung Karno Hidup Rakyat" membangkitkan semangat dan kegigihan para demonstran yang tak gentar dalam menghadapi tirani.

Perbandingan antara Masa Lalu dan Masa Kini: Puisi ini membandingkan keadaan dari masa lalu dengan masa kini. Dari "sekali aku berdiri di depan tugu Selamat Datang" hingga "melihat hari ini," puisi ini menyoroti perubahan dari masa lalu hingga masa kini, di mana ribuan demonstran tetap maju tanpa gentar untuk melawan tirani.

Pemberontakan Masyarakat dan Semangat Kebangkitan: Puisi ini menggambarkan bagaimana tugu Selamat Datang menjadi saksi dan simbol pemberontakan masyarakat. Demonstrasi dan semangat kebangkitan yang dijelaskan di puisi ini memberikan gambaran tentang semangat kolektif untuk menentang tirani, terlepas dari zaman atau era yang berbeda.

Puisi ini menyoroti peristiwa sejarah yang terkait dengan tugu Selamat Datang di Jakarta, serta memancarkan semangat perlawanan dan kegigihan demonstran yang berjuang untuk kebebasan dan melawan tirani. Ini adalah penghormatan terhadap semangat perlawanan yang telah ada, serta semangat kebangkitan dan keberanian demonstran dari masa lalu hingga kini.

Puisi
Puisi: Di Tugu Selamat Datang
Karya: Mawie Ananta Jonie
© Sepenuhnya. All rights reserved.