Puisi: Gadis Desa (Karya Piek Ardijanto Soeprijadi)

Puisi "Gadis Desa" menggambarkan keindahan dan keanggunan kehidupan di desa serta menyoroti kontras antara kehidupan di desa dan di kota.
Gadis Desa

Siul pagi betapa manis
mengusap pipi gadis
dadanya telanjang setengah
jantung di tengah sawah
wajahnya sumringah.

duilah siapa punya dia
anak petani orang desa.

Padinya semilir hijau
orang memandang diri terpukau
pipit pagi ramai berkicau.

derai-derai angin pagi
derai hati memandang padi
mengalun hijau lautan
tersungging senyum perawan.

Ah, gadis manis gadis desa
jangan pergi ke kota
sebab banyak lelaki jalang
sebab nabi-kota curang.

Ah, gadis manis gadis desa
hatiku lekat di dadamu
aku di kota merendam cita
segera pulang membangun desa.

1961

Analisis Puisi:

Puisi "Gadis Desa" karya Piek Ardijanto Soeprijadi adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan keindahan dan keanggunan gadis desa serta menyoroti kontras antara kehidupan di desa dan kehidupan di kota.

Gambaran Alam dan Kehidupan Desa: Puisi ini membawa pembaca ke alam pedesaan yang tenang dan indah. Penggambaran sawah, siulan pagi, dan kehidupan sehari-hari di desa memberikan nuansa kedamaian dan kesederhanaan yang khas.

Personifikasi Alam: Penyair menggunakan personifikasi untuk menggambarkan alam dan unsur-unsurnya sebagai bagian dari kehidupan gadis desa. Siulan pagi, derai angin, dan pipit pagi dipersonifikasikan untuk memperkuat gambaran keadaan alam yang hidup dan berinteraksi dengan karakter utama.

Kecantikan Gadis Desa: Gadis desa digambarkan sebagai lambang kecantikan alami dan kesederhanaan. Bahasa yang dipilih menekankan keanggunan dan kepolosannya. Wajah sumringah dan senyum perawan menciptakan gambaran yang memikat tentang keanggunan gadis desa.

Peringatan akan Bahaya Kota: Penyair memberikan peringatan kepada gadis desa untuk tidak pergi ke kota karena banyaknya godaan dan bahaya yang mungkin dihadapinya di sana. Kontras antara kehidupan di desa yang damai dan kehidupan di kota yang penuh dengan godaan dan kecurangan sangat jelas dalam puisi ini.

Nostalgia dan Cinta pada Desa: Puisi ini juga mencerminkan rasa cinta dan kebanggaan terhadap kehidupan di desa. Penyair merindukan kehidupan yang sederhana dan murni di desa, di mana hati dan cita-cita dapat terjalin dengan alam dan kehidupan sehari-hari.

Pesan Sosial dan Budaya: Puisi ini mengandung pesan sosial dan budaya tentang pentingnya mempertahankan kehidupan desa dan nilai-nilai kearifan lokal dalam menghadapi godaan modernisasi dan urbanisasi.

Puisi "Gadis Desa" adalah sebuah karya yang menggambarkan keindahan dan keanggunan kehidupan di desa serta menyoroti kontras antara kehidupan di desa dan di kota. Melalui bahasa yang indah dan imaji yang kuat, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan nilai-nilai kehidupan sederhana dan alami yang mungkin terlupakan dalam arus modernisasi dan perkembangan zaman.

Piek Ardijanto Soeprijadi
Puisi: Gadis Desa
Karya: Piek Ardijanto Soeprijadi

Biodata Piek Ardijanto Soeprijadi:
  • Piek Ardijanto Soeprijadi (EyD Piek Ardiyanto Supriyadi) lahir pada tanggal 12 Agustus 1929 di Magetan, Jawa Timur.
  • Piek Ardijanto Soeprijadi meninggal dunia pada tanggal 22 Mei 2001 (pada umur 71 tahun) di Tegal, Jawa Tengah.
  • Piek Ardijanto Soeprijadi adalah salah satu sastrawan angkatan 1966.
© Sepenuhnya. All rights reserved.