Puisi: Garam (Karya Nirwan Dewanto)

Puisi "Garam" karya Nirwan Dewanto mengeksplorasi kompleksitas kehidupan dan pengalaman manusia melalui penggunaan simbolisme, bahasa yang kaya, ...
Garam

Lautan jauh, terima kasih.
Meski kuhapus wajahmu
kaukirim keringatmu
ke piring putih ini.

Tukang jagal, terima kasih.
Meski kubekukan tanganmu
kauberi merah jantung
ke ujung pisau ini.

Asparaga, terima kasih.
Dengan juntai rambutmu
aku masih juga menampung
sungai darah ini.

Juru museum, terima kasih.
Dengan peta purbamu
aku berani menawan
lembu jantan Sinsinawa.

Kentang bakar, terima kasih.
Ke arah lambung birumu
aku mampu mengasah
taring serigala ini.

Prairie du Chien, terima kasih.
Kaupucatkan meja makanku
hingga aku betah memelihara
arang bara di kantung celana.

Susu masam, terima kasih.
Sebab kujilati cerminmu
kaukembarkan payudaraku
dengan aprikot jingga ini.

Peluh lautan, terima kasih.
Kausembunyikan Mississippi
agar aku mulai mengerat
lidah hangusku sendiri.

2007

Sumber: Jantung Lebah Ratu (2008)

Analisis Puisi:

Puisi "Garam" karya Nirwan Dewanto adalah sebuah karya yang memperlihatkan penghargaan terhadap kehidupan dalam segala keberagaman dan penderitaan. Melalui metafora yang kuat dan bahasa yang intens, Dewanto menggambarkan siklus kehidupan, kekerasan, pengorbanan, dan penerimaan.

Simbolisme Garam: Garam dalam puisi ini dapat diinterpretasikan sebagai simbol kehidupan yang pahit, tetapi juga memberikan rasa. Garam hadir sebagai representasi dari pengalaman hidup yang menyakitkan namun juga memberi rasa kehidupan.

Terima Kasih kepada Berbagai Elemen Kehidupan: Setiap bait puisi dimulai dengan ungkapan "terima kasih" kepada berbagai entitas atau elemen kehidupan, termasuk laut, tukang jagal, asparaga, juru museum, kentang bakar, Prairie du Chien, susu masam, dan peluh lautan. Ini menunjukkan penghargaan terhadap segala aspek kehidupan, baik yang menyenangkan maupun yang tidak.

Penderitaan dan Pengorbanan: Puisi ini mencerminkan penderitaan dan pengorbanan yang ada dalam kehidupan. Misalnya, tukang jagal yang membekukan tangannya dan memberikan jantung merah kepada pisau, atau peluh lautan yang menyembunyikan Mississippi dan menghadapi lidah yang terbakar.

Penerimaan dan Pengalaman Hidup: Meskipun puisi ini menggambarkan penderitaan dan kesulitan, terdapat juga elemen penerimaan terhadap kondisi kehidupan. Penghargaan terhadap semua elemen tersebut menunjukkan kedalaman pengalaman hidup dan kesadaran akan keberadaan.

Bahasa dan Imajinasi: Nirwan Dewanto menggunakan bahasa yang kuat dan imajinatif untuk menggambarkan situasi-situasi yang pahit namun penting dalam kehidupan. Metafora yang digunakan menciptakan gambaran yang kuat dan memperkuat pesan keseluruhan puisi.

Puisi "Garam" karya Nirwan Dewanto adalah sebuah karya yang mengeksplorasi kompleksitas kehidupan dan pengalaman manusia melalui penggunaan simbolisme, bahasa yang kaya, dan imajinasi yang kuat. Melalui penghargaan terhadap segala aspek kehidupan, Dewanto mengajak pembaca untuk merenungkan makna dan nilai dalam pengalaman hidup manusia.

Nirwan Dewanto
Puisi: Garam
Karya: Nirwan Dewanto

Biodata Nirwan Dewanto:
  • Nirwan Dewanto lahir pada tanggal 28 September 1961 di Surabaya, Jawa Timur, Indonesia.
© Sepenuhnya. All rights reserved.