Puisi: Hidup dengan Sepatu (Karya Kurniawan Junaedhie)

Puisi "Hidup dengan Sepatu" karya Kurniawan Junaedhie mengajarkan kita untuk menghargai perjalanan sehari-hari kita dan barang-barang yang ...
Hidup dengan Sepatu


Jam lima pagi, aku sudah sampai ke sepatu. Waktu merangkak di jam tangan. Aku berjalan bersama sepatuku. Udara segar. "Mari kita bersulang, Kawan," kataku. Jam terus merayap seiring detak waktu.

Jam 6 sore aku sampai di angkringan. Karena angkringan berada di dekat pos hansip, kami menginjak batu, kerikil, ingus dan tahi sapi. Seperti galibnya sepatu, dia tak pernah mengeluh, hanya membuat tumitku terasa sakit. "Tenang Kawan, sudah kubeli semir lima kaleng untukmu," kataku.

Sampai di rumah, sekitar jam 10 malam. Kulepas sepatu dan kusorongkan sepatuku ke kolong ranjang. Dia melambaikan tangan. "Selamat tidur, Kawan."

Kini sambil duduk di tepi ranjang, dan mengayun-ayunkan kakiku yang berselimut kaos kaki yang tipis seperti selaput dara itu, aku kembali mereka-reka, hendak ke manakah besok kami hendak melangkah.


Bandung, 18 Desember 2011

Sumber: Bangga Aku Jadi Rakyat Indonesia (2012)

Analisis Puisi:
Puisi "Hidup dengan Sepatu" karya Kurniawan Junaedhie menggambarkan hubungan yang erat antara seorang individu dengan sepasang sepatu yang digunakan setiap hari. Dalam puisi ini, sepatu dianggap sebagai teman setia yang setia menemani perjalanan sehari-hari penutur, dan puisi ini membawa pesan tentang penghargaan terhadap benda-benda yang sering diabaikan dalam hidup.

Personifikasi Sepatu: Puisi ini menceritakan sepatu dengan cara yang sangat manusiawi, menciptakan ilusi bahwa sepatu adalah teman bicara dan kompani setiap hari. Penyair memberikan karakteristik manusiawi pada sepatu, seperti kemampuannya untuk "bersulang" dan membuat tumit terasa sakit. Hal ini menciptakan rasa akrab antara pemilik dan sepatu.

Rutinitas Sehari-hari: Puisi ini menyoroti rutinitas sehari-hari pemilik sepatu. Dia berangkat pagi dan pulang larut malam, yang mencerminkan keseharian banyak orang yang bekerja keras. Penyair menggambarkan perjalanan pemilik sepatu, mencatat waktu yang berlalu seiring dengan detik-detik yang terus berjalan. Sepatu menjadi bagian penting dari rutinitas harian ini.

Penghargaan terhadap Barang-Barang Sederhana: Puisi ini mencerminkan pesan tentang penghargaan terhadap barang-barang sederhana yang sering diabaikan dalam hidup sehari-hari. Sepatu adalah salah satu barang yang sangat penting, meskipun seringkali dianggap sepele. Penyair dengan lembut mengingatkan kita untuk menghargai peran sepatu dalam keseharian kita.

Hubungan Manusia dan Barang: Puisi ini juga menggambarkan hubungan yang kuat antara manusia dan barang-barang sehari-hari. Barang-barang seperti sepatu bisa menjadi mitra setia dalam perjalanan hidup kita. Mereka menyediakan kenyamanan, perlindungan, dan kesetiaan yang seringkali diabaikan.

Puisi "Hidup dengan Sepatu" mengajarkan kita untuk menghargai perjalanan sehari-hari kita dan barang-barang yang menemaninya. Sepatu, dalam konteks ini, adalah simbol yang mengingatkan kita untuk merayakan kesederhanaan hidup dan pengalaman sehari-hari. Puisi ini menekankan pentingnya penghargaan terhadap barang-barang sederhana yang sering diabaikan dalam rutinitas harian kita.

Kurniawan Junaedhie
Puisi: Hidup dengan Sepatu
Karya: Kurniawan Junaedhie

Biodata Kurniawan Junaedhie:
  • Kurniawan Junaedhie lahir pada tanggal 24 November 1956 di Magelang, Jawa Tengah, Indonesia.
© Sepenuhnya. All rights reserved.