Puisi: Ingat Ibu (Karya Kurniawan Junaedhie)

Puisi "Ingat Ibu" karya Kurniawan Junaedhie memaparkan perasaan kehilangan dan rasa cinta terhadap ibu.
Ingat Ibu
(ultah almarhumah ibu ke 73 - 24 juni 2010)


Aku ingin pergi jauh, kataku pada ibu. Aku menoleh jauh ke luar jendela. Langit basah berembun. Daun dan ranting lunglai di bingkai kusen.

Ibu -di dalam kubur- memelukku, mengelus rambutku, dan berkata, "
Rumahmu di dalam perutku. Kemana kamu akan pergi?"

Aku peluk perut ibu. Aku mendengar detak jantung di dalam perut ibu. Aku mendengar suara di perut ibu. "Anakku...." Suara itu bertalu-talu.

Aku merasa ngilu. Ibu terus memelukku, dan mengelus rambutku. Aku menoleh jauh ke luar jendela. Embun berkerumun jadi kabut. Hatiku ngelangut. Ingat kata-kata Ibu. Ingat perut ibu. Ibu yang terus hidup dalam pikiran dan perasaanku.


22 Juni 2010

Analisis Puisi:
Puisi "Ingat Ibu" karya Kurniawan Junaedhie adalah sebuah karya yang memaparkan perasaan kehilangan dan rasa cinta terhadap ibu. Dalam puisi ini, penyair merenungkan hubungan khusus antara seorang anak dan ibunya, bahkan setelah ibunya tiada lagi.

Rindu dan Kepergian: Puisi ini dimulai dengan ungkapan keinginan untuk pergi jauh, yang mungkin merujuk pada rasa ingin menjauh dari tempat yang membuat penyair merasa kehilangan. Namun, seiring berjalannya puisi, penyair menyadari bahwa ibunya, yang telah meninggal (di dalam kubur), masih ada dalam pikirannya. Ini menciptakan ketegangan emosional antara keinginan untuk pergi dan kebutuhan untuk tetap mengingat ibunya.

Koneksi Spiritual: Meskipun ibu sudah meninggal, penyair merasa koneksi spiritual yang kuat dengannya. Pemelukan ibu dan ucapan-ucapan beliau masih terasa begitu nyata dalam ingatan penyair. Ini menciptakan gambaran kekuatan hubungan antara ibu dan anak yang melampaui batas fisik dan menghubungkan keduanya bahkan setelah kematian.

Perumpamaan Perut Ibu: Penyair menggunakan perumpamaan yang kuat tentang rumah anak yang ada di dalam perut ibu. Ini adalah cara untuk menggambarkan hubungan yang intim antara seorang ibu dan anak yang dimulai bahkan sebelum kelahiran. Perut ibu adalah tempat di mana anak itu pertama kali terbentuk dan melambangkan tempat di mana cinta dan kehidupan dimulai.

Detak Jantung dan Suara: Detak jantung di dalam perut ibu adalah suara pertama yang didengar oleh seorang anak. Dalam puisi ini, suara ini menjadi simbol kehidupan, hubungan, dan cinta yang tak terputus antara ibu dan anak.

Kesedihan dan Kehadiran: Puisi ini menciptakan suasana kesedihan yang kuat, di mana penyair merasa ngilu dan hatinya ngelangut. Namun, sepanjang puisi ini, penyair juga merasakan kehadiran ibu dalam pikiran dan perasaannya. Ini menyoroti bahwa meskipun ibu telah meninggalkan dunia ini, dia masih hadir dalam kenangan dan rasa cinta penyair.

Puisi "Ingat Ibu" adalah penghormatan yang penuh perasaan terhadap ikatan khusus antara ibu dan anak. Ini menggambarkan bagaimana hubungan tersebut tetap hidup dalam ingatan dan perasaan seorang anak bahkan setelah kepergian ibu.

Kurniawan Junaedhie
Puisi: Ingat Ibu
Karya: Kurniawan Junaedhie

Biodata Kurniawan Junaedhie:
  • Kurniawan Junaedhie lahir pada tanggal 24 November 1956 di Magelang, Jawa Tengah, Indonesia.
© Sepenuhnya. All rights reserved.