Puisi: Ketika Mendengar Tangis (Karya Piek Ardijanto Soeprijadi)

Puisi: Ketika Mendengar Tangis Karya: Piek Ardijanto
Ketika Mendengar Tangis

Kaudengarkah tangis bocah itu sejak tadi
suaranya menebari desa sunyi
merambati bibir-bibir air sepi
mungkin ibunya ke pasar kota belum kembali.

Ajaklah kemari kita bawa nembang gambang suling
di tepi rawa pening begini hening
sementara dari dangau kita menghalau gelatik dan pipit peking
yang mau neba merusak bulir-bulir padi mulai menguning.

Jiwanya kan terajun tembang kita
raganya kan terselimuti udara begini segarnya
pasti sebentar saja dia pulas di sini
meski jarum-jarum mentari lepas menusuki kulit bumi.

Biarkan dia mendengkur tetap di pangkuanmu
sementara kita terus berlagu
barangkali dia kan mekarkan mimpinya yang indah
tentang dunianya yang sumringah.

Solo, 1984

Piek Ardijanto Soeprijadi
Puisi: Ketika Mendengar Tangis
Karya: Piek Ardijanto Soeprijadi

Biodata Piek Ardijanto Soeprijadi
  • Piek Ardijanto Soeprijadi (EyD Piek Ardiyanto Supriyadi) lahir pada tanggal 12 Agustus 1929 di Magetan, Jawa Timur.
  • Piek Ardijanto Soeprijadi meninggal dunia pada tanggal 22 Mei 2001 (pada umur 71 tahun) di Tegal, Jawa Tengah.
  • Piek Ardijanto Soeprijadi adalah salah satu sastrawan angkatan 1966.
© Sepenuhnya. All rights reserved.