Puisi: Lembar Usang Nota Wanita (Karya Kinanthi Anggraini)

Puisi "Lembar Usang Nota Wanita" karya Kinanthi Anggraini adalah puisi yang berani dan menyentil isu kekerasan terhadap perempuan dan .....
Lembar Usang Nota Wanita


Seketika detik terhenti di sebuah angkot kota
memuntahkan satu pasang kepala manusia
masih berbusana, mata sipit, dan bernyawa
lengkap dengan dada dan paras cantik sang dara.
Seketika berlumur keringat pria di sekitarnya
goresan cakaran kuku di rusuk dada begitu nyata
menghirup darah celah selangkangan kakinya
menjadi akhir dari sehelai kain yang terbang bermula.

Mendadak lidah kelu
pita suara robek membisu
menggeliat penuh tawa tertancap sembilu
bertindih-tindih hujan hukum rimba berlaku.

Sementara di balik ranting dedaun akasia
berjuta pasang mata manusia melihatnya
memasang raut muka muram tanpa berbuat apa
sebuk menghujat dalam nadi nestapa

Bayangan mereka berlari sendiri
dengan tubuh diam kelam seolah mengamini
penjarahan lubang tubuh paksa siang tadi
perilaku binatang sejumlah pria yang tak dikenali

Sementara aspal panas menjadi kasur permintaan bejat
kasih para pelaknat dengan mulut menjulur-menjilat
terbujur bangkai-bangkai wanita yang mati rasa
berpandang kosong pada kalian semua!


Surakarta, 2 April 2013

Sumber: Bunga-Bunga Bunuh Diri di Babylonia (2018)

Analisis Puisi:
Puisi "Lembar Usang Nota Wanita" karya Kinanthi Anggraini adalah puisi yang berani dan menyentil isu kekerasan terhadap perempuan dan ketidakpedulian sosial terhadap kasus-kasus tersebut. Puisi ini menggambarkan tragedi seorang wanita yang menjadi korban kekerasan seksual di dalam angkutan umum, sambil menyuarakan kritik sosial terhadap ketidakadilan gender dan ketidakberdayaan perempuan di masyarakat.

Kekerasan Terhadap Perempuan: Puisi ini secara tajam menggambarkan adegan kekerasan terhadap perempuan di angkutan umum. Pemunculan kepala wanita yang cantik namun dipisahkan dari tubuhnya mencerminkan pengalaman traumatis yang dialami oleh banyak korban kekerasan seksual. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan tentang maraknya kasus kekerasan terhadap perempuan yang sering terjadi tanpa mendapatkan keadilan.

Ketidakberdayaan Perempuan: Puisi ini juga menyoroti ketidakberdayaan perempuan di hadapan kekerasan dan ketidakadilan. Wanita dalam puisi ini menjadi simbol dari perempuan secara umum yang sering kali menjadi korban tanpa bisa membela diri atau mendapatkan keadilan. Bahasa yang digunakan menyiratkan rasa tak berdaya dan keputusasaan perempuan di dalam situasi tersebut.

Ketidakpedulian Sosial: Penggunaan bahasa yang khas dan simbol-simbol yang kuat dalam puisi ini menunjukkan ketidakpedulian sosial terhadap kasus-kasus kekerasan terhadap perempuan. Pasang mata manusia yang berjuta-juta di balik dedaunan akasia mencerminkan bagaimana masyarakat sering kali hanya menjadi penonton yang pasif dan tidak melakukan tindakan untuk melawan kekerasan atau membantu korban.

Kritik terhadap Perilaku Pria: Puisi ini juga menyentil perilaku pria yang tidak bertanggung jawab dan melakukan kekerasan terhadap perempuan. Kata-kata yang kuat dan gambaran tubuh pria yang merusak menggambarkan betapa kekerasan yang dilakukan tidak manusiawi dan menghancurkan.

Panggilan untuk Perlawanan Sosial: Puisi ini mengajak pembaca untuk berpandangan kritis terhadap kekerasan terhadap perempuan dan menuntut adanya perlawanan sosial terhadap ketidakadilan dan ketidakberdayaan perempuan. Bahasa puisi yang lugas dan emosional menekankan pentingnya perjuangan bersama untuk memberantas kekerasan gender dan memberikan perlindungan bagi perempuan.

Puisi "Lembar Usang Nota Wanita" karya Kinanthi Anggraini adalah puisi yang menyentil hati dan menyuarakan kekejaman kekerasan terhadap perempuan. Melalui bahasa yang tajam dan simbol-simbol yang kuat, penulis menggambarkan realitas sosial yang pahit dan menyindir ketidakpedulian masyarakat terhadap isu-isu kekerasan terhadap perempuan. Puisi ini mengajak pembaca untuk lebih peka terhadap isu-isu sosial dan berpartisipasi dalam perjuangan bersama untuk menciptakan lingkungan yang aman dan adil bagi semua perempuan.

Kinanthi Anggraini
Puisi: Lembar Usang Nota Wanita
Karya: Kinanthi Anggraini

Biodata Kinanthi Anggraini:
    Kinanthi Anggraini lahir pada tanggal 17 Januari 1989 di Magetan, Jawa Timur.

    Karya-karya Kinanthi Anggraini pernah dimuat di berbagai media massa lokal dan nasional, antara lain Horison, Media Indonesia, Indopos, Pikiran Rakyat, Suara Merdeka, Basis, Sinar Harapan, Banjarmasin Post, Riau Pos, Lampung Post, Solopos, Bali Post, Suara Karya, Tanjungpinang Pos, Sumut Pos, Minggu Pagi, Bangka Pos, Majalah Sagang, Malang Post, Joglosemar, Potret, Kanal, Radar Banyuwangi, Radar Bojonegoro, Radar Bekasi, Radar Surabaya, Radar Banjarmasin, Rakyat Sumbar, Persada Sastra, Swara Nasional, Ogan Ilir Ekspres, Bangka Belitung Pos, Harian Haluan, Medan Bisnis, Koran Madura, Mata Banua, Metro Riau, Ekspresi, Pos Bali, Bong-Ang, Hayati, MPA, Puailiggoubat, Suara NTB, Cakrawala, Fajar Sumatera, Jurnal Masterpoem Indonesia, dan Duta Selaparang.

    Puisi-puisi Kinanthi Anggraini terhimpun di dalam buku Mata Elang Biru (2014) dan Bunga-Bunga Bunuh Diri di Babylonia (2018). Karya-karyanya juga diterbitkan dalam cukup banyak buku antologi bersama.

    Nama Kinanthi Anggraini tertulis dalam buku Apa dan Siapa Penyair Indonesia (2017).
    © Sepenuhnya. All rights reserved.