Analisis Puisi:
Puisi "Marsinah" karya Putu Oka Sukanta menggambarkan tragedi kehidupan seorang pekerja yang bernama Marsinah, yang menjadi simbol perjuangan dan pengorbanan pekerja di Indonesia.
Simbolisme Marsinah: Marsinah bukan sekadar nama, tetapi dia melambangkan semua pekerja yang terpinggirkan dan disiksa dalam perjuangan mereka. Nama Marsinah menjadi simbol perjuangan dan pengorbanan para pekerja yang memperjuangkan hak-hak mereka.
Penggambaran Kekerasan dan Kekerasan Sistemik: Puisi ini mencerminkan kekejaman dan kekejaman sistemik terhadap pekerja. Kematian Marsinah menjadi representasi dari pengabaian terhadap hak asasi manusia dan pelanggaran terhadap hak-hak pekerja di Indonesia.
Perlawanan dan Solidaritas: Meskipun Marsinah telah meninggal, semangatnya dan perjuangannya tetap hidup. Puisi ini mengilustrasikan semangat perlawanan dan solidaritas antara para pekerja dalam menghadapi kesulitan dan ketidakadilan.
Kritik Sosial: Putu Oka Sukanta menggunakan puisi ini sebagai bentuk kritik sosial terhadap ketidakadilan dan penindasan yang dialami oleh pekerja. Dia mengekspos ketidakadilan sosial dan politik yang ada di masyarakat, serta menyerukan perubahan dan reformasi.
Pemulihan dan Harapan: Meskipun puisi ini penuh dengan penderitaan dan kesedihan, ada juga elemen pemulihan dan harapan. Puisi ini menunjukkan bahwa meskipun pekerja mengalami penderitaan dan kesulitan, mereka tetap memiliki kekuatan untuk bangkit dan berjuang melawan ketidakadilan.
Puisi "Marsinah" karya Putu Oka Sukanta bukan hanya sebuah penghormatan terhadap seorang pekerja yang meninggal, tetapi juga merupakan panggilan untuk tindakan terhadap ketidakadilan sosial dan politik. Ini adalah peringatan tentang perlunya solidaritas, perlawanan, dan perubahan dalam masyarakat demi keadilan bagi semua.
Karya: Putu Oka Sukanta