Puisi: Rindu (Karya Dimas Indiana Senja)

Puisi "Rindu" karya Dimas Indiana Senja menyampaikan perasaan yang penuh dengan ketidakmampuan dan kesedihan.
Rindu

Dua purnama tanpa lilin
Nafasku terasa terisak
Sebab cahaya tak mampu aku temui
Di dalam Rindu.

Januari, 2011

Analisis Puisi:

Puisi "Rindu" karya Dimas Indiana Senja merangkum dalam empat baris singkat yang mengandung kesan mendalam tentang kerinduan yang tak terucapkan namun terasa begitu kuat.

Simbolisme Purnama: Purnama, atau bulan purnama, sering kali digunakan dalam sastra sebagai simbol rasa romantis, keindahan, atau pencerahan. Dalam puisi ini, purnama yang tanpa lilin menciptakan suasana yang suram dan tidak terduga. Hal ini mengisyaratkan bahwa meskipun bulan penuh hadir, kehangatan dan terangnya tidak dapat dirasakan.

Ketidakmampuan Menemukan Cahaya: Penggunaan metafora tentang ketidakmampuan menemukan cahaya dalam rindu menciptakan gambaran emosional yang kuat. Rindu, dalam konteks ini, adalah perasaan yang membebani dan menghasilkan kesedihan yang mendalam, tanpa kemampuan untuk menemukan 'cahaya' atau hikmah di tengah-tengahnya.

Rasa Terisak: Kata-kata "Nafasku terasa terisak" menggambarkan kesulitan dan tekanan yang dirasakan oleh subjek puisi. Ini menunjukkan bahwa rindu bukan hanya sekadar emosi, tetapi juga pengalaman yang secara fisik dapat mempengaruhi individu, bahkan sampai ke pernapasannya.

Kehampaan dan Kesendirian: Puisi ini menyiratkan perasaan kehampaan dan kesendirian yang mendalam. Ketidakhadiran cahaya di dalam rindu menegaskan suasana yang gelap dan tidak nyaman, menekankan bahwa rindu bukanlah sesuatu yang memberi kehangatan atau kelegaan, tetapi sesuatu yang melumpuhkan.

Secara keseluruhan, puisi "Rindu" menyampaikan perasaan yang penuh dengan ketidakmampuan dan kesedihan. Puisi ini adalah penggambaran yang kuat tentang bagaimana rindu bisa menjadi pengalaman yang menyiksa, terutama ketika terasa seperti tidak ada jalan keluar dari kegelapan yang menyelimuti hati dan pikiran.

"Dimas Indiana Senja"
Puisi: Rindu
Karya: Dimas Indiana Senja
© Sepenuhnya. All rights reserved.