Puisi: Seekor Kucing Hitam (Karya Kurniawan Junaedhie)

Puisi "Seekor Kucing Hitam" karya Kurniawan Junaedhie adalah sebuah karya sastra yang penuh dengan simbolisme dan imaji kuat. Puisi ini ...
Seekor Kucing Hitam
(Si dia)


Seekor kucing hitam mengeong berkepanjangan
Perempuan itu mencopot pakaiannya
menyerahkan tubuhnya:
untukmu, katanya, hanya untukmu
Suaranya parau, seperti leher burung terkena pisau

Lalu dia memadamkan lampu,
dan rebah di ranjang
seperti sebilah pedang

Lalu malam bertemu siang
Peluh pun jatuh berleleran
Setelah bergulingan semalaman.
perempuan itu kembali pada suaminya,
Dan si lelaki kembali pada istrinya
hidup jalan terus seperti lazimnya

Hanya mereka terlanjur hafal tahi lalat mereka
Satu di pantat kiri, satu di dekat kelamin,
Sebuah tanda lahir di dekat payudara
Juga sebuah kenangan yang mengapung di tengah samudera.


Juni, 2009

Sumber: Perempuan dalam Secangkir Kopi (2010)

Analisis Puisi:
Puisi "Seekor Kucing Hitam" karya Kurniawan Junaedhie adalah sebuah karya sastra yang penuh dengan simbolisme dan imaji kuat. Puisi ini menggambarkan hubungan gelap dan intim antara dua orang dewasa yang terlarut dalam nafsu dan kenangan.

Simbolisme Seekor Kucing Hitam: Seekor kucing hitam dalam puisi ini dapat diartikan sebagai simbol kegelapan, misteri, dan hasrat tersembunyi. Kucing hitam sering dikaitkan dengan hal-hal supranatural atau keberuntungan yang buruk, yang sesuai dengan suasana misterius dalam puisi ini.

Nafsu dan Intimasi Gelap: Puisi ini menggambarkan adegan hubungan intim antara perempuan dan seorang lelaki. Bahasa yang digunakan untuk menggambarkan momen ini adalah gelap dan penuh nafsu. Perempuan menyerahkan dirinya sepenuhnya pada lelaki, dan suasana gelap dan malam menciptakan atmosfer misterius dan terlarang.

Perbedaan Antara Malam dan Siang: Puisi ini menyoroti perbedaan antara malam dan siang, di mana perempuan dan lelaki kembali pada pasangan masing-masing setelah malam berakhir. Malam adalah waktu ketika perasaan terlarut dan kenangan mengapung di tengah samudera, sementara siang adalah waktu kembali pada kenyataan dan kewajiban sosial.

Kenangan dan Tanda Lahir: Puisi ini juga menyentuh tema kenangan dan tanda lahir yang membekas di tubuh orang-orang yang terlibat dalam hubungan ini. Tanda-tanda lahir ini mungkin menjadi simbol dari hal-hal yang tak terlupakan dan mengingatkan mereka akan hubungan gelap yang pernah mereka jalani.

Struktur dan Bahasa Puisi: Puisi ini memiliki struktur padat dengan bahasa yang puitis dan mendalam. Bahasa yang digunakan mengandung banyak simbol dan imaji yang memperkuat makna dan pesan dari puisi ini.

Puisi "Seekor Kucing Hitam" karya Kurniawan Junaedhie adalah sebuah karya sastra yang menghadirkan gambaran gelap dan intim tentang hubungan antara dua orang dewasa. Simbolisme, imaji kuat, dan bahasa puitis menghidupkan suasana misterius dan terlarang dalam puisi ini. Puisi ini menggambarkan bagaimana manusia dapat terperangkap dalam nafsu dan kenangan yang menghantui, dan menyoroti perbedaan antara malam yang terlarut dan siang yang realitasnya harus dihadapi kembali.

Kurniawan Junaedhie
Puisi: Seekor Kucing Hitam
Karya: Kurniawan Junaedhie

Biodata Kurniawan Junaedhie:
  • Kurniawan Junaedhie lahir pada tanggal 24 November 1956 di Magelang, Jawa Tengah, Indonesia.
© Sepenuhnya. All rights reserved.